Agama Buddha sebenarnya sudah sangat lama mengetahui hal ini sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh Sang Buddha lebih dari 2.500 tahun yang lalu dan jawaban ini sangat cocok bagi ilmu pengetahuan. Dalam kitab Mahaparinibbana Sutta, Sang Buddha pada waktu itu kepada Ananda menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya gempa bumi. Waktu itu Ananda mendekati Sang Buddha lalu duduk pada tempat yang telah disediakan dan kemudian Ananda berkata kepada Sang Buddha : “Bhante, mengherankan dan sangat luar biasa, bumi bergetar begitu hebatnya dan sangat menakutkan. Apakah sebabnya dan alasannya sehingga bumi bergetar ? ”. Mohon kami diberikan penjelasan.
Kemudian Sang Buddha berkata : “Ananda, ada delapan alasan sampai terjadinya gempa bumi yang dashyar itu. Apakah delapan sebab itu ?
1. Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara dan udara ada di angkasa. Apabila udara bertiup dengan dashyatnya maka zat cair ini menyebabkan bumi bergetar. Inilah sebab pertama timbulnya gempa bumi yang maha dashyat itu.
2. Demikian pula Ananda, apabila seorang pertapa atau brahmana yang memiliki kekuatan bathin yang maha besar, seseorang yang telah memperoleh kekuatan itu untuk mengendalikan pikiran, atau sesosok dewata yang maha kuasa, yang maha tahu mengembangkan pemusatan pikirannya, yang hebat pada unsur bumi ini, dan pada suatu tindakan yang tak terbatas pada unsur zat cair, ia juga dapat mengakibatkan bumi bergetar, goyah serta bergoyang. Inilah sebab yang kedua sampai timbulnya gempa bumi yang maha dashyat.
3. Ananda apabila Sang Boddhisatta turun dari alam Surga Tusita dan masuk melalui rahim(kandungan) seorang ibu dengan penuh kesadaran penuh dan pikiran terpusat.
4. Sang Boddhisatta keluar dari rahim ibunya dengan kesadaran dan pikiran terpusat.
5. Sang Tathagata memperoleh penerangan agung, penerangan agung, penerangan yang sempurna dan tiada bandingannya.
6. Sang Tathagata menggerakan roda Dhamma yang gilang gemilang.
7. Sang Tathagata mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.
8. Apabila Sang Tathagata tiba saatnya parinibbana, dimana tiada tersisa suatu unsur keinginan, maka semuanya ini akan menyebabkan bumi yang besar ini bergetar, goyah, dan bergoncang. Inilah delapan sebab musabab bagi terjadinya gempa bumi.
Dari delapan sebab tersebut terjadinya gempa bumi tentu tidak dengan sendirinya, tanpa ada yang mengaturnya. Yang mengatur sebab-sebab bumi menurut Agama Buddha adalah hukum alam semesta yaitu Dhamma Niyama yang ada dan mutlak berlaku di 31 alam kehidupan. Untuk mengetahui cara kerja hukum Dhamma Niyama ini, disini akan diuraikan menjadi 5 yaitu :
1) Utu Niyama
Hukum universal tentang energi yang mengatur temperatur, cuaca, dan terbentuknya bumi, hancurnya bumi, tata surya, pertumbuhan manusia, binatang dan pohon, gempa bumi, gunung meletus, angin, hujan, halilintar, dan sebagainya.
2) Biji Niyama
Hukum universal yang barkaitan dengan tumbuh-tumbuhan yaitu bagaimana biji, stek, batang, pucuk daun dapat bertunas atau tumbuh, berkembang dan berbuah. Pertumbuhan tanaman dibantu oleh sinar matahari
3) Kamma Niyama
Hukum universal tentang kamma atau perbuatan. Maka dari itu, hukum ini dikenal dengan nama hukum perbuatan : Hukum Sebab Akibat dan Hukum Moral
4)Citta Niyama
Hukum universal tentang pikiran atau batin, pikiran manusia sangat luas dan beraneka ragam serta rumit sekali untuk diketahui dan dimengerti. Ada orang memiliki pikiran dan batin yang lemah, kuat, emosional, dan lain-lain. Bila pikiran dikembangkan, seseorang akan menjadi pintar, memiliki ingatan yang kuat, memiliki kesucian batin, hingga mencapai kesucian.
5) Dhamma Niyama
Hukum universal tentang segala sesuatu yang tidak dapat diatur oleh keempat Niyama tersebut. Contohnya ; gempa bumi, hujan panas dingin. Ini bukan terjadi karena Utu Niyama tetapi oleh Dhamma Niyama. Dengan kata lain, Dhamma Niyama mengatur hal-hal yang sangat istimewa, keajaiban yang luar biasa.
Dengan mengikuti cara kerja hukum Dhamma Niyama ini jelaslah bahwa sebab gempa bumi yang pertama diatur oleh Hukum Utu Niyama. Gempa bumi yang diakibatkan oleh sebab pertama, bila getarannya sangat kuat akan memporak-porandakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Tetapi bila gempa bumi yang diakibatkan oleh sebab kedua sampai dengan kedelapan meskipun getarannya begitu kuat dan sangat hebat serta bersama-sama petir yang sambar-menyambar tidak akan menimbulkan kerusakan maupun korban jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar