Selasa, 08 Maret 2011

Vegetarisme Dalam Agama

ASOSIASI BIKKHU SANGHA

“Jika kita, umat manusia, memiliki kebijaksanaan dan bisa membedakan antara baik dan buruk, kita seharusnya mempertimbangkan: menjadi manusia berarti tidak membunuh dan TIDAK TEGA UNTUK MAKAN DAGING, TULANG, DAN DARAH MAKHLUK HIDUP.”
~ Buku Kebenaran
“Kita seharusnya belajar MAKAN SAYUR-SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN, dan biarkan pikiran kita bebas, agar kita bisa menjadi Tuhan, Buddha.”
~ Buku Kebenaran
“Jika kalian mengetahui hewan-hewan dibunuh untuk daging, tapi kita masih makan, kita sudah melakukan dosa pembunuhan.
Jika karena kita, hewan-hewan dibunuh, maka dosa itu adalah milik kita dan jiwa yang mati akan mendendam kepada kita, bukan si pembunuh.
Jika kita berkeinginan makan daging itu, itu menunjukkan kita kejam dan bengis! Karena itu, hanya hati bengis bisa makan daging atau pemakan daging memiliki hati bengis.”
~ Buku Kebenaran

BUDDHISME

“MEMAKAN DAGING MERUSAK BENIH WELAS KASIH dan setiap tindakan dari pemakan daging akan membuat takut semua makhluk karena bau daging di tubuhnya.”
~ Sutra Mahaparinirvana
Aku menetapkan bahwa kalian JANGAN MAKAN DAGING BAHKAN DAGING yang tidak disalahkan dalam tiga aspek. Bahkan daging-daging di luar sepuluh jenis [yang dulunya dilarang] harus ditinggalkan. Daging mayat juga harus ditinggalkan...
Semua makhluk bisa mengenali seseorang yang makan daging dan, ketika mereka mencium bau badannya, mereka ketakutan oleh kengerian akan kematian.
Ke mana pun orang itu pergi, makhluk-makhluk di dalam air, di atas tanah yang kering atau di angkasa ketakutan.
Memikirkan mereka akan dibunuh oleh orang itu, mereka bahkan pingsan atau mati.
Karena alasan-alasan ini, BODHISATWA-MAHASATWA (MAKHLUK AGUNG) TIDAK MAKAN DAGING.
Meskipun mereka tampak makan daging demi kepentingan orang yang akan diubahnya, karena mereka sebenarnya tidak makan makanan biasa apalagi daging!
~ Sutra Mahaparinirvana
Bikkhu-bikkhu, pengikut rumah tangga tidak boleh bekerja dalam lima jenis usaha.
Kelima usaha yang mana?
Usaha persenjataan,
usaha perbudakan,
USAHA DAGING,
Dan usaha bahan-bahan racun.
~ Sutta Vanijja
Ananda, jika makhluk hidup dari enam jalur kehidupan berhenti membunuh, mereka tidak akan tunduk kepada perputaran kelahiran dan kematian yang terus-menerus….
Maka bagaimana bisa orang yang berlatih cinta kasih agung memakan daging dan meminum darah makhluk hidup?
~ Sutra Surangama
Jika seorang manusia bisa (mengendalikan) tubuh dan pikiran dan karenanya MENGHINDARI MAKAN DAGING dan tidak mengenakan produk-produk hewan, saya berkata dia sungguh akan dibebaskan. Ajaranku ini adalah dari Buddha sebaliknya yang lain adalah dari iblis.
~ Sutra Surangama
Ananda, para praktisi yang ingin masuk tingkat Samadhi (Persekutuan Suci) harus pertama-tama mematuhi dengan ketat peraturan-peraturan kehidupan suci untuk memotong nafsu pikiran DENGAN MENGHINDARI DAGING DAN ARAK…
Ananda, jika mereka tidak berpantang dari kesenangan jasmani dan pembunuhan, mereka tidak akan terlepas dari tiga dunia.
~ Sutra Surangama
Pada waktu itu, Arya (makhluk suci) Bodhisatwa-Mahasatwa Mahamati berkata kepada Buddha: “Bhagawa (Yang Terhormat Di Dunia), aku melihat bahwa di seluruh dunia, pengembaraan kelahiran dan kematian, melilitnya permusuhan, dan kejatuhan ke jalur jahat, semua disebabkan oleh makan daging dan pembunuhan siklis.
Tingkah laku itu menambah ketamakan dan amarah, dan membuat makhluk hidup tidak bisa terlepas dari penderitaan. Itu sungguh sangat menderita.”
~ Sutra Lankavatara
“Bhagawa, ORANG YANG MAKAN DAGING MELENYAPKAN BENIH WELAS ASIH AGUNG kepunyaannya, sehingga ORANG YANG BERLATIH JALUR SUCI SEHARUSNYA TIDAK MAKAN DAGING.”
~ Sutra Lankavatara
Buddha memberitahu Mahamati: “MAKAN DAGING ADALAH PELANGGARAN TAK TERHITUNG BANYAKNYA. Semua Bodhisatwa (para praktisi rohani) harus membina kemurahan hati dan welas asih yang agung oleh karena itu mereka seharusnya tidak makan daging.
~ Sutra Lankavatara
“Mereka yang meninggalkan rasa daging bisa merasakan cita rasa Dharma sejati (ajaran-ajaran sejati), dengan sungguh-sungguh berlatih Bhumi (tingkatan) dari Bodhisatwa (praktisi rohani), dan dengan cepat meraih Anuttara-Samyak-Sambodhi (Pencerahan sempurna tertinggi).
~ Sutra Lankavatara
“Mahamati, saya melihat bahwa makhluk hidup dalam perputaran enam jalur kehidupan, tinggal bersama-sama dalam kelahiran dan kematian, mereka melahirkan dan mengasuh satu sama lain, dan secara siklis menjadi ayah, ibu, kakak dan adik satu sama lain…
Mereka juga mungkin terlahir di jalur-jalur kehidupan lain (hewan, hantu, dewa, dan sebagainya.), baik atau jahat, mereka selalu menjadi saudara satu sama lain. Karena hubungan ini, saya melihat bahwa SEMUA DAGING YANG DIMAKAN OLEH MAKHLUK HIDUP ADALAH SAUDARANYA SENDIRI.
(* Enam jalur kehidupan: dewa, manusia, Asura, hewan, hantu kelaparan, makhluk neraka)
~ Sutra Lankavatara
“Jika siapa pun di antara murid-muridku tidak dengan jujur mempertimbangkan itu dan masih makan daging, kita harus mengetahui bahwa dia adalah candela (pemutus) silsilah keturunan.
Dia bukanlah muridku dan saya bukanlah gurunya.
Oleh karena itu, Mahamati, siapapun saja ingin menjadi saudaraku, dia tidak boleh makan daging apa pun.”
~ Sutra Lankavatara
“Bodhisatwa (para praktisi rohani) harus mengetahui dengan jelas bahwa SEMUA DAGING BERASAL DARI TUBUH YANG KOTOR, adalah campuran nanah, darah, kotoran, cairan mani, cairan menstruasi dari orang tuanya.
Dengan demikian, memahami KEKOTORAN DAGING, BODHISATWA SEHARUSNYA TIDAK MAKAN DAGING.”
~ Sutra Lankavatara
“Semua daging adalah seperti bangkai makhluk hidup…. masakan daging adalah busuk dan kotor seperti bangkai hangus, jadi bagaimana kita dapat makan benda seperti itu?”
~ Sutra Lankavatara
“Makan daging bisa menaikkan nafsu, para pemakan daging adalah rakus….Karena naluri melindungi dan menghargai kehidupan, adalah sama di antara manusia dan hewan….
Karena setiap makhluk hidup, dia sendiri takut mati, bagaimana dia bisa makan daging makhluk lain?…
Siapa pun yang ingin makan daging pertama-tama harus memahami penderitaan dari memotong tubuhnya sendiri, dan kemudian memahami penderitaan dari seluruh makhluk hidup, dan kemudian BERHENTI MAKAN DAGING.”
~ Sutra Lankavatara
“Mahamati, di masa depan, akan ada orang-orang yang gelap batin mengatakan bahwa banyak peraturan Buddha membolehkan makan daging. Mereka menyukai rasa daging karena terbiasa makan daging di masa lampau, mereka mengatakan itu hanya berdasarkan pandangan mereka sendiri. Tapi kenyataannya BUDDHA DAN PARA SUCI TAK PERNAH BERKATA DAGING ADALAH MAKANAN.”
~ Sutra Lankavatara
"Pemakan daging punya begitu banyak pelanggaran yang tak terbilang, jadi PARA VEGETARIAN PUNYA PAHALA DAN KEBAJIKAN YANG TAK TERBILANG."
~ Sutra Lankavatara
"Jika tiada yang makan daging, maka tiada yang membunuh makhluk hidup untuk makanan...
Pembunuhan adalah untuk para pembeli, maka pembeliannya adalah sama dengan pembunuhan. Oleh karena itu, MAKAN DAGING DAPAT MENGHALANGI JALAN SUCI."
~ Sutra Lankavatara
Adapun di dalam Sutra Lankavatara ini saya katakan, sepanjang waktu, segala jenis daging tidak dapat dimakan, tanpa kecuali. Mahamati, saya melarang makan daging bukan hanya satu kali, maksud saya ke-dua²nya DI MASA KINI DAN MASA DEPAN, MAKAN DAGING DILARANG."
~ Sutra Lankavatara
Seorang murid Buddha TIDAK BOLEH DENGAN SENGAJA MAKAN DAGING. Ia seharusnya tidak makan daging makhluk hidup apa pun. Pemakan daging kehilangan benih Welas Asih Agung, memutuskan benih Hakikat Kebuddhaan dan menyebabkan mahluk² [hewan dan transendental] menghindari dia. Mereka yang berbuat demikian adalah bersalah dengan pelanggaran-pelanggaran tak terbilang.
~ Sutra Brahmajala
Juga, setelah kelahiran bayi, haruslah bertindak dengan hati-hati agar tidak membunuh hewan dalam rangka memberi makan si ibu dengan makan²an daging dan tidak berkumpul dengan banyak sanak keluarga untuk minum arak atau makan daging…sebab pada masa sulit kelahiran banyak sekali setan-setan jahat, monster-monster serta hantu-hantu yang ingin memakan darah-darah bau, dan itu adalah saya yang perintahkan, pada awalnya, para dewa-dewi dan makhluk surgawi yang menangani masalah rumah tangga dan tanah untuk melindungi sang ibu dan anak, membuat mereka aman dan bahagia dan memberi manfaat bagi mereka.
Akan tetapi, beberapa orang, setelah melihat sang ibu dan anak sudah aman dan bahagia, lalu secara kolektif memberi persembahan sebagai rasa terima kasih kepada dewa-dewi tanah setempat, dengan secara buta dan bertentangan memilih membunuh hewan-hewan untuk dikonsumsi dan, dengan demikian mereka mendapat kutukan untuk mereka sendiri, yang merugikan baik bagi sang ibu dan anaknya.
~ Sutra Kritigarbha
Semua orang takut akan hukuman, semua orang takut kematian. Mempersamakan orang lain seperti diri kita, seseorang tidak seharusnya membunuh atau menyebabkan pembunuhan.
~ Sutra Dhammapada
Seseorang menjadi tidak agung karena dia melukai makhluk-makhluk hidup. Dia disebut agung karena dia tidak menyakiti makhluk-makhluk hidup.
~ Sutra Dhammapada
Kasyapa bertanya kepada sang Buddha: “Kenapa Tuhan sebelumnya izinkan Bhiksu (biarawan) untuk makan ‘tiga daging murni’ atau bahkan ‘sembilan daging murni’?” Buddha menjawab, “Itu sangat tergantung pada keperluaan saat itu, dan sebagai langkah pelan-pelan menuju perhentian total dari memakan daging.”
~ Buddha Shakyamuni, Sutra Nirvana
CAO ĐÀI
“Jika kamu makan daging dan ingin berlatih spiritual, roh kamu akan dicemari dengan energi tingkat rendah dan menjadi berat, dengan demikian tidak dapat naik melampaui alam menengah.”
~ Ajaran Sejati Kendaraan Agung

AJARAN KRISTIANI dan YUDAISME

“Dan Tuhan bersabda, Lihatlah, Aku berikan kepadamu segala tumbuhan yang berbiji, di seluruh bumi dan segala pohon yang buahnya berbiji; itulah akan jadi makananmu. Tetapi kepada segala hewan di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi,yang bernyawa, KUBERIKAN SEGALA TUMBUHAN HIJAU MENJADI MAKANANNYA: dan jadilah demikian.”
~ Kejadian Alkitab
Mereka yang makan daging melanggar ‘Lima Kebajikan Tetap’.
1- Membunuh hewan untuk memuaskan selera kita adalah tidak manusiawi.
2-Membunuh hewan, mengakibatkan cerai-berainya keluarga mereka, demi perut kerabat kita adalah tindakan jahat.
3- Membuat makanan kotor dari daging hewan untuk persembahan kepada dewa-dewi adalah tidak menghormati.
4- Mengagungkan santapan hewani seakan itu adalah anugerah Tuhan guna pembenaran atas pembantaian hewan-hewan adalah tidak arif.
5- Mengumpan dan menjebak hewan ke dalam perangkap adalah tidak jujur.
Insan duniawi harus mentaati ‘Lima Kebajikan Tetap’ ini, melanggarnya dengan sengaja adalah melanggar prinsip-prinsip moral.
Lalu TUHAN memberi perintah kepada manusia, “SEMUA POHON YANG ADA DI TAMAN INI BOLEH KAU MAKAN DENGAN BEBAS.
~ Kejadian Alkitab
Bahkan seperti tumbuhan hijau Aku telah berikan kepadamu segalanya. Tetapi DAGING DENGAN JIWANYA, yaitu dengan darahnya, JANGANLAH KAMU MAKAN dia. Dan sesungguhnya akan darah kamu, yaitu jiwa kamu, Aku akan tuntut belanya; kepada setiap hewan Aku tuntut belanya dan kepada tangan manusia pun; kepada tangan segala saudara orang Aku akan menuntut jiwa manusia.
~ Kejadian Alkitab
“Apa guna kepada-Ku kebanyakan dari korbanmu? demikianlah firman TUHAN. “Jemulah Aku akan segala korban bakaranmu daripada domba jantan dan akan lemak dari segala lembu yang tambun, MAKA TIADA SUKA AKU AKAN DARAH LEMBU MUDA DAN ANAK DOMBA DAN ANAK KAMBING…Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku memejamkan mata-Ku dari padamu, jikalau kamu perbanyak sembahyangmu sekalipun, tiada Aku mendengar. TANGANMU BERLUMUR DARAH; basuhlah dan sucikanlah diri kalian. Lalukanlah prbuatan jahatmu dari pandangan-Ku! BERHENTILAH BERBUAT JAHAT!
~Yesaya, Perjanjian Lama, Alkitab versi Raja James
LEBIH BAIK SEPIRING SAYURAN DENGAN KASIH, daripada dengan sapi tambun dengan kebenciaan.
~ Amsal Alkitab
Baiklah engkau JANGAN MAKAN DAGING ATAU MINUM ANGGUR atau melakukan sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.
~ Roma, Perjanjian Baru Alkitab Kristen
Kemudian berkatalah Daniel kepada pengawal yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasinya: “Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari: dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum. Dan bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan santapan dari raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.” Didengarkanlah permintaan mereka itu dan diujilah mereka selama sepuluh hari. Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih sehat dan mereka kelihatan lebih gemuk daripada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja. Lalu pengawal itu MENGAMBIL DAGING MEREKA DAN ANGGUR YANG HARUS MEREKA MINUM DAN MEMBERIKAN SAYUR KEPADA MEREKA.
~Daniel, Perjanjian Lama Alkitab Kristen
Semua ini harus menjadi peraturan tetap yang berlaku turun-temurun di seluruh negerimu, KAMU DILARANG MAKAN LEMAK MAUPUN DARAH.
~ Imamat, Alkitab versi Raja James
Katakanlah kepada bani Israel: JANGANLAH KAMU MAKAN LEMAK DARI LEMBU, DOMBA, ATAU KAMBING.
~ Imamat, Alkitab versi Raja James
Dan lemak dari hewan yang mati sendiri, dan lemak dari hewan yang diterkam oleh hewan buas, boleh dipakai untuk keperluan lain: tetapi JANGAN SEKALI-KALI KAMU MEMAKANNYA.
~Imamat, Alkitab versi Raja James
Demikianpun JANGANLAH KAMU MAKAN DARAH APAKAH ITU DARI UNGGAS ATAU HEWAN, di manapun kediaman
~Imamat, Alkitab versi Raja James
Dan barangsiapa dari rumah Israel, atau dari orang asing yang menumpang di antaranya, yang makan apapun yang mengandung darah; NISCAYA WAJAHKU AKAN MELAWAN JIWA YANG MAKAN DARAH ITU, dan akan menumpasnya dari bangsanya.
~Imamat, Alkitab versi Raja James
Itu sebabnya Aku berfirman kepada umat Israel, JANGAN ADA SATU JIWA PUN YANG MAKAN DARAH, dan juga orang asing mana pun yang tinggal di tengah kalian jangan makan darah.
~Imamat, Alkitab versi Raja James
Karena darah itulah nyawa dari semua daging; darahnya itu adalah untuk kehidupannya: oleh sebab itu Aku telah berfirman kepada orang Israel, JANGAN KAMU MAKAN DARAH DARI SEGALA JENIS DAGING: karena nyawa dari segala daging adalah darahnya itu: siapa pun yang memakannya akan dilenyapkan.
~Imamat, Alkitab versi Raja James
JANGAN KAMU MAKAN APA PUN YANG MENGANDUNG DARAH: dan juga jangan memakai mantra, maupun menelaah zaman (meramal).
~Imamat, Alkitab versi Raja James
"Dan Memakan Daging mereka dan Meminum Darah mereka untuk Kehancuran diri mereka, Merusak Tubuh mereka dan Memperpendek Hari-hari mereka bahkan sebagai orang Kafir yang tidak tahu Kebenaran, atau yang mengetahuinya, telah mengubahnya menjadi Kebohongan.
~ Bacaan Injil 12 Rasul Suci
Tuhan pada awalnya memberikan manusia BUAH-BUAHAN DI BUMI SEBAGAI MAKANAN, dan tidak membuatnya lebih rendah dari kera, atau lembu jantan, atau kuda, atau domba, sehingga dia harus membunuh dan makan daging dan darah dari sesama makhluk.
Kamu percaya bahwa Musa sebenarnya memerintahkan makhluk-makhluk tersebut untuk dibunuh dan dipersembahkan sebagai pengorbanan dan dimakan, dan begitu juga kamu di Kuil, tetapi lihatlah yang lebih agung dari Musa ada di sini dan dia datang untuk menyingkirkan hukum pengorbanan yang mengandung darah dan berpesta pora atas mereka, dan untuk memulihkanmu kepada persembahan murni dan pengorbanan tanpa darah seperti pada awalnya bahkan padi-padian dan buah-buahan di bumi
Dan darinya di mana kamu persembahkan kepada Tuhan dalam kemurnian itu yang kamu makan, tetapi darinya yang kamu persembahkan tidak murni kamu tidak boleh makan, karena akan datang waktunya ketika PENGORBANAN KAMU DAN SANTAPAN DARAH AKAN DIHENTIKAN, dan kamu akan menyembah Tuhan dengan penyembahan yang kudus dan persembahan yang murni.
~ Bacaan Injil 12 Rasul Suci
Lihatlah ladang yang bertambah panennya, dan Pohon yang menghasilkan Buah dan Dedaunan…Terkutuklah yang kuat yang menyalahgunakan kekuatan mereka Terkutuklah para Pemburu karena mereka seharusnya menjadi Buruan.
~ Bacaan Injil 12 Rasul Suci
Jangan berada di antara mereka yang membiarkan diri mereka minum-anggur, atau di antara mereka yang membuat diri mereka dipenuhi daging.
~Amsal, Alkitab
Daging untuk perut, dan perut untuk daging: tetapi Tuhan akan membinasakan keduanya.
~ 1 Korintus, Alkitab
Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan TUMBUHAN DI PADANG AKAN MENJADI MAKANANMU
~ Kejadian, Alkitab versi Raja James, Perjanjian Lama
“Dia yg menyembelih lembu seolah-olah membunuh manusia.”
~ Yesaya, Alkitab versi Raja James, Perjanjian Lama

AJARAN KONFUSIUS

“Semua manusia memiliki pikiran yang tidak tahan melihat penderitaan makhluk lain. Demikianlah dengan manusia yang lebih unggul yang terpengaruh oleh hewan² yang setelah melihat mereka hidup, ia tak bisa tahan melihat mereka mati; mendengar mereka menangis saat sekarat, IA TIDAK BISA MEMAKAN DAGING MEREKA.”
~Mensius, Raja Hui dari Liang
Bagaimana seorang raja saleh memperlakukan hewan-hewan? Dia menyukai mereka tetap hidup dan tidak bisa tahan melihat mereka mati.
Dengan mendengar ratapannya, DIA TIDAK MAMPU MEMAKAN DAGINGNYA, karena hatinya takkan tega.
~Xin Shu
Sebelum orang mengenal seni memasak, orang-orang primitif MEMAKAN HANYA SAYUR-SAYURAN…. Karena itu, kaum bijak mengajarkan orang-orang untuk ikut menjalankan pertanian dan menanam pepohonan untuk menyediakan makanan bagi orang-orang itu.
Dan tujuan satu-satunya dari pengamanan makanan adalah untuk meningkatkan energi, memuaskan rasa lapar, menguatkan badan, dan menenangkan perut.
~ Mozi, Kesukaan akan Keberlebihan

KITAB SUCI ESSENE

"Jangan biarkan seseorang membuat dirinya amat buruk terhadap makhluk hidup apa pun atau makhluk yang merangkak dengan memakan mereka."
~Dokumen Zadokite
"Engkau sudah menciptakan tumbuhan untuk melayani manusia dan semua yang tumbuh dari bumi sehingga manusia bisa makan dalam kelimpahan
~Himne Inisiat
Tuhan memberikan BIJI-BIJIAN DAN BUAH-BUAHAN DARI BUMI SEBAGAI MAKANAN: dan bagi orang berbudi sesungguhnya TIDAK ADA MAKANAN HALAL LAIN UNTUK TUBUH."
~Yesus, Injil 12 Rasul Suci
Dan Yesus berkata kepada mereka Sesungguhnya aku katakan kepada kalian, mereka yang ikut serta memetik manfaat yang didapatkan dengan melakukan kesalahan terhadap salah satu ciptaan Tuhan, adalah tidaklah berbudi: ataupun mereka tidak bisa menyentuh hal-hal suci atau mengajar misteri dari kerajaan Allah, mereka yang tangannya ternoda oleh darah, atau mereka yang mulutnya dikotori oleh daging.
~ Yesus, Injil 12 Rasul Suci
Dengan tidak menumpahkan darah yang tidak berdosa, maka dari itu, tetapi hiduplah secara bajik, engkau akan menemukan kedamaian Tuhan.
~Yesus, Injil 12 Rasul Suci
Aku datang untuk mengakhiri pengorbanan serta jamuan darah, dan jika engkau TIDAK BERHENTI MEMPERSEMBAHKAN DAN MAKAN DAGING DAN DARAH, kemurkaan Tuhan tak akan berhenti terhadapmu.
~Yesus, Injil 12 Rasul Suci
Aku katakan dengan sungguh-sungguh, orang yang membunuh, membunuh diri sendiri dan orang yang makan daging hewan-hewan yang dibunuh, memakan jasad-jasad yang telah mati. Sehingga dalam darahnya, tiap tetes darah mereka berubah menjadi racun; dalam napasnya napas mereka berbau busuk; dalam dagingnya daging mereka mendidih; dalam tulangnya tulang mereka mengapur; dalam usus besarnya usus besar mereka lapuk; dalam matanya mata mereka berkerak; dalam telinganya telinga mereka bermasalah. Dan kematian mereka akan menjadi kematiannya.
~ Injil Perdamaian Essene
JANGAN MEMBUNUH, ATAUPUN MAKAN DAGING DARI MANGSA YANG TAK BERDOSA, agar engkau tidak menjadi budak Setan. Karena itu adalah jalan penderitaan, dan yang menuntun kepada kematian Tapi jalankan kehendak Tuhan agar malaikat-Nya bisa melayanimu dalam jalan kehidupan.
~ Injil Perdamaian Essene
Santo Paulus, "Sebaiknya engkau jangan makan daging, atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan bagi saudaramu, atau melakukan kesalahan, atau menjadi lemah."
~ Roma, Alkitab

HINDU

“Jangan engkau gunakan tubuh pemberian Tuhan untuk membunuh ciptaan-ciptaan Tuhan, baik manusia, maupun hewan atau apa pun.”
~Ayur Weda
“Dengan tidak membunuh mahkluk hidup jenis apa pun, seseorang akan memperoleh keselamatan.”
~Manusmrti
“Pembeli daging melakukan Himsa (kekerasan) dengan kekayaannya; yang memakan daging tersebut melakukannya karena dia menikmati rasanya; yang membunuh melakukan himsa (kekerasan) dengan secara langsung mengikat dan menyembelihnya. Karena itu, terdapat 3 bentuk pembunuhan. Orang yang membawa dan mengirimkannya, orang yang memotong-motong dagingnya, dan orang yang membeli, menjual, atau memasak dan memakan daging tersebut –mereka semua dikenali sebagai pemakan daging.”
~Mahabharata Anusasanika Parwa
“Barang siapa yang berkeinginan untuk mencapai Kedamaian Abadi SAMA SEKALI TIDAK BOLEH MEMAKAN DAGING MAHLUK APA PUN di dunia ini.”
~Mahabharata Anusasanika Parwa
“Daging tidak dapat diperoleh tanpa membunuh makhluk hidup, dan Surga tidak akan dicapai jika makhluk hidup dibunuh.”
~Manusmrti
“Siapa pun yang memberikan nasihat atau permintaan untuk melakukan pembunuhan, siapa pun yang memotong-motong daging hewan tersebut, siapa pun yang menyebabkan binatang terbunuh, yang membeli daging, dan yang memakannya, mereka semua bisa digolongkan sebagai pembunuh.”
~Manusmrti
Makhluk hidup, yang dagingnya saya makan pada kehidupan ini, akan memakan saya pada kehidupan yang akan datang.”
~Manusmrti
“ Pemakan daging mengalami kelahiran berulang-ulang dari berbagai rahim dan setiap kali mengalami kematian yang tidak alami akibat kekerasan. Pada setiap kematian mereka menuju Neraka Candra Gohmuka dimana mereka dibakar (dalam api).”
~ Mahabharata Anusasanika Parwa
“Dosa yang lahir dari Himsa (kekerasan) mengikat kehidupan pelaku dari Himsa (kekerasan).”
~ Mahabharata Anusasanika Parwa
“Siapa pun yang demi kesenangan pribadi mengambil kehidupan makhluk hidup yang tidak berbahaya tidak akan mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini, atau pada kehidupan yang akan datang. Dengan mempertimbangkan bagaimana daging diperoleh, dan mempertimbangkan penderitaan makhluk tersebut saat mereka mengikatnya dengan tali dan membunuhnya, MANUSIA HARUS MELEPASKAN MAKAN DAGING DEMI ALASAN APAPUN.”
~Manusmrti
“Prajapati mengatakan bahwa MEMAKAN DAGING JENIS APA PUN ADALAH PENJAHAT BESAR dan yang berpantang untuk melakukannya adalah tindakan yang bajik.”
~Yamasmrti
“Siapa pun yang berkeinginan mempermakmur dirinya sendiri dengan memakan daging dari makhluk hidup lainnya, maka pada kelahiran yang akan datang, hidupnya akan sengsara, sebagai makhluk hidup jenis apa pun dia terlahir kelak."
~ Mahabharata Anusasanika Parwa
“Tidak ada manusia yang lebih hina dibandingkan manusia yang berharap dapat memperbesar badannya sendiri dengan memakan daging dari makhluk hidup lain; hatinya sangatlah keras.”
"O Anakku, tidak diragukan lagi tentang hal ini, bahwa daging berkembang dari air mani

Minggu, 06 Maret 2011

Pelajaran Dari Ahli Manajemen Waktu


Suatu hari, seorang ahli 'Managemen Waktu' berbicara di depan
sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan
dengan mudah dilupakan oleh para siswanya.

Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata: " Baiklah,
sekarang waktunya kuis " Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran
galon yg bermulut cukup
lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan
sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan
dengan hati-hati
batu-batu itu kedalam toples. Ketika batu itu memenuhi toples sampai
ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke
dalamnya, dia bertanya:

" Apakah toples ini sudah penuh?"
Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!"

Kemudian dia berkata, " Benarkah? Dia lalu meraih dari bawah meja
seke ranjang kerikil.

Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil
sedikit mengguncang- guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat
tempat diantara
celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali
lagi:

" Apakah toples ini sudah penuh?" Kali ini para siswanya hanya
tertegun,
"Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab. " Bagus!"
jawabnya.
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir.
Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan
mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan
bebatuan.

Sekali lagi dia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?"

"Belum!" serentak para siswanya menjawab

Sekali lagi dia berkata, "Bagus!" Lalu ia mengambil sebotol air dan
mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi
penuh hingga ke ujung
atas. Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kpd para siswanya
dan bertanya:

"Apakah maksud dari ilustrasi ini?"

Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab, "Maksudnya,
betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat
menyisipkan jadwal lain kedalamnya!"

"Bukan!", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi
ini mengajarkan kita bahwa :

JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN MAKA KAMU
TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES
TERSEBUT...

"Apakah BATU-BATU BESAR dalam hidupmu?

Mungkin anak-anakmu, suami / istrimu, orang-orang yg kamu sayangi,
persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu, ibadahmu pada Tuhanmu?
Hal-hal yg kamu anggap PALING BERHARGA dalam hidupmu!

Ingatlah untuk selalu meletakkan BATU-BATU BESAR tersebut sebagai yg
PERTAMA, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk
memperhatikannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam
prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal
yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang
besar dan berharga dalam hidupmu".... .....

Pelajaran Sang Kodok


Sekelompok kodok sedang berjalan jalan melintasi hutan, dan dua di
antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Semua kodok kodok
yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa
dalamnya lubang tersebut,
mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik
mati. Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan
mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang
ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti
melompat dan lebih baik
mati.

Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan
kata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati.
Sedang kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat
mungkin. Sekali lagi
kerumunan kodok-kodok tsb berteriak padanya agar berhenti berusaha
dan mati saja. Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya
berhasil.

Ketika dia sampai diatas, ada kodok yang bertanya, "Apa kau tidak
mendengar teriakan kami?". Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan
bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli. Akhirnya mereka
sadar bahwa saat di bawah tadi
mereka dianggap telah memberikan semangat kepada kodok tersebut.

Renungan :

Kekuatan hidup dan mati ada di lidah. Kekuatan kata-kata yang
diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" justru dapat membuat
orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari.

Kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh"
dapat membunuh mereka. Hati hatilah dengan apa yang akan diucapkan.
Suarakan `kata-kata kehidupan' kepada mereka yang sedang menjauh
dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti
bahwa `kata-kata kehidupan' itu dapat membuat kita berpikir dan
melangkah jauh dari yang kita perkirakan.

Semua orang dapat mengeluarkan `kata-kata kehidupan' untuk membuat
rekan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk
membuatnya bangkit dari keputus-asaanya, kejatuhannya, ataupun
kemalangannya.

Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk
memberikan spirit bagi siapapun.... (khususnya yang sedang putus asa
dan jatuh)

Burung Gagak


Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru
menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman
sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.

Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.
Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak,
apakah benda itu?" "Burung gagak", jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi
mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang
mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu
burung gagak ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si
anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang
sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG
GAGAK!!" Si ayah terdiam seketika.

Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan
pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan
menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagak lah
ayah......." .

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka
mulut
hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan kali ini si anak benar-
benar hilang sabar dan menjadi marah.

"Ayah!!! saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali
ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan
jawabannya. Apa lagi yang ayah mau saya katakan???? "Itu burung
gagak, burung gagak ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu
marah.

Si ayah terus bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang
kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu
ditangannya.

Dia menghulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan
tertanya-tanya. diperlihatkannya sebuah Diary lama. "Coba kau baca
apa yang pernah ayah tulis di dalam Diary itu", pinta si ayah. Si
anak setujudan membaca paragraf yang berikut..... .....

"Hari ini aku di halaman menemani anakku yang genap berumur lima
tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku
terus
menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?". Dan aku
menjawab, "burung gagak". Walau bagaimana pun, anak ku terus
bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan
jawaban yang sama.

Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan
sayangnya aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya.
Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka
memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan
bersuara, "Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama
sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah."

"Jagalah Hati Kedua Orang Tuamu, Hormatilah Mereka. Sayangilah Mereka
Sebagaimana Mereka Menyayangimu Diwaktu Kecil"

Telaga Cermin


Suatu ketika di sebuah sabana, berkumpullah kelompok harimau. Di
kelompok itu, juga tinggal beberapa harimau muda yang baru mulai
belajar berburu. Ada seekor harimau muda yang terlihat menjauh dari
kelompok itu. Dia ingin mencari tantangan.

Kaki-kaki mudanya melintasi rumput-rumput yang belum terjamah.
Matanya terlihat waspada mengawasi sekitarnya. Tanpa disadari,
kakinya menuju sebuah telaga yang menjorok ke dalam. Airnya begitu
bening, memantulkan apa saja yang terlihat di atasnya. Sang harimau
muda terkejut, ketika dilihatnya ada seekor harimau lain di
sana. "Hei...ada harimau lain yang tinggal di dalam air."

Kucing besar itu masih tertegun ketika melihat harimau di telaga itu
selalu mengikuti setiap gerak-geriknya. Ketika dia mundur menjauh,
harimau dalam telaga itu pun ikut menghilang. Sesaat kemudian,
harimau itu menyembulkan kepalanya, oh, ternyata harimau telaga itu
masih ada. Dipasangnya senyum persahabatan, dan ada balasan senyum
dari arah telaga. "Akan kuberitahu yang lain. Ada seekor harimau
baik hati yang tinggal di tempat ini."

Kabar tentang harimau dalam telaga itu pun segera diberitahukannya.
Ada seekor harimau lain yang tertarik, dan ingin membuktikan cerita
itu. Setelah beberapa saat, sampailah dia di telaga itu. Dengan
berhati-hati, hewan belang itu memperhatikan sekeliling.
Ups..kakinya hampir terperosok ke dalam telaga. Dia terlihat
mengaum, seraya menyembulkan kepalanya ke arah lubang
telaga. "Hei...ada harimau yang sedang marah di dalam sana," begitu
pikirnya dalam hati. Harimau itu kembali menyeringai, memamerkan
seluruh taring miliknya. Dia menunjukkan muka marah. Ohho, ternyata
harimau dalam telaga pun tak kalah, dan melakukan tindakan serupa.

"Ah, temanku tadi pasti berbohong." Tak ada harimau baik dalam
telaga itu. Aku hampir saja dimakannya. Lihat, wajahnya saja
terlihat marah, dan selalu menggeram. Aku tak mau berteman dengan
harimau dalam telaga itu." Harimau yang masih marah itu segera
bergegas pergi. Rupanya ia tidak menyadari bahwa harimau dalam
telaga itu, sesungguhnya adalah pantulan dari dirinya.

***

Pandangan orang lain, sama halnya dengan cermin dan telaga, adalah
pantulan dari sikap kita terhadap mereka. Dugaan dan sangkaan yang
kerap muncul, bisa jadi adalah refleksi dari perlakuan kita terhadap
mereka. Baik dan buruknya suatu tanggapan, tak lain merupakan
balasan dari diri kita sendiri. Layaknya cermin dan air telaga,
semuanya akan memantulkan bayangan yang serupa. Tak kurang dan tak
lebih.

Agaknya kita perlu mencari sebuah cermin besar untuk berkaca.
Menatap seluruh wajah kita, dan mengatakan kepada orang di dalam
cermin itu. Tataplah dalam-dalam, seakan ingin menyelami seluruh
wajah itu dan berkata, "Sudahkah saya menemukan wajah yang
bersahabat di dalam sana?" Teman, cobalah menatap wajah kita dalam-
dalam, dan cobalah jujur menjawabnya, "Sudahkah kita temukan wajah
yang bersahabat di dalamnya?"

Seribu teman masih kurang... satu musuh terlalu banyak ....
Lets Make Love not War !
Lets Make Friends not Enemies !

Mulailah Memberi


Seorang wanita cantik, kaya, dan hidup nyaris sempurna secara ekonomi dan fisik, merasa ada yang kurang dalam dirinya. Suatu hari, ketika tidak tahan dengan impitan kekosongan dalam hidup, dia mendatangi psikiaternya, dan bercerita. Ia ingin merasa bahagia.

Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya, "Saya akan menyuruh Rabi'ah di sini untuk menceritakan kepada Anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin Anda mendengarnya. "

Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: "OK, suamiku meninggal akibat malaria dan tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa. Aku kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapa pun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya.

Cuaca dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk ke rumah. Aku memberikannya susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan, untuk pertama kalinya aku tersenyum.

Sesaat kemudian aku berpikir, jikalau membantu seekor anak kucing saja bisa membuat aku tersenyum, maka mungkin melakukan sesuatu bagi orang lain akan membuatku bahagia. Maka di kemudian hari aku membawa beberapa biskuit untuk diberikan kepada tetangga yang terbaring sakit di tempat tidur. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat aku bahagia tatkala melihat orang lain bahagia. Hari ini, aku tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."

Ketika si wanita kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Temans, mulailah memberi kebahagiaan kepada orang lain sekecil apapun itu, rasakan keajaiban sensasi kebahagiaan yang akan timbul di hati anda

Setan Atau Malaikat?



Mahluk yang paling menakjubkan adalah manusia, karena dia bisa memilih untukmenjadi "setan atau malaikat".–John Scheffer-


Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itumondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya.Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat dikeningnya.
Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnyatak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkahlakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Maumerampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Sianghari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyakdiberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya?
Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhanremaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingatperistiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendelarumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri.Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergiles Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.
Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, sayabisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.
Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampaitidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri disamping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menungguseseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untukbertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka sepertitadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yangsemakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?
Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, disamping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masihmelihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia iniyang tidak ada jawabannya.
Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadiramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anakitu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.
Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah.Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung.Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisamelangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernahmelihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lamadi teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu danbergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki sayamasih lemas.
Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan,entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktuitu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, sayahampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah danmondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya.Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan dikantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.
Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu,mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uangtiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bilabepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.
Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anakmuda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasiperekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telahdigenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memangtak lebih dari sebuah dongengan?
Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukansurat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidaklepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini:
—–
"Ibu yang baik..., maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya maumengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, makasaya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya.
Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampumembayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolahdan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikirtidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat sayasakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredarsembunyi-sembunyi itu.
Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualangoreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantumengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.
Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Sayamau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran,saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) sayangamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dansaya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap.Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belumpernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akanmau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.
Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambilmarah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Danbegitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emakmemarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mestibagaimana saya?
Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hatisaya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanyauntuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin seringtidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.
Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besartapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter.Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya,sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warungjajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.
Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup,saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapisaya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malahmembasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.
Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibumemasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatanpenyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Sayagembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.
Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu..., Emak malahmenatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnyaingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi sayatidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannyabegitu saya selesai bercerita.
Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu..., tidakpernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak.Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya sayabisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perdulidengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidakperduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harusmengembalikan dompet Ibu. Maaf."
—–
Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari sayamencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempatpuluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman.Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan,tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.
Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi suratdari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatuyang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengansegala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulangkunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkanoleh-oleh yang biasa saja.
Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhirini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidakada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribusekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.
Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat sayaulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi sayaingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dansiangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. DiantarKang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada parapengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.
Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan keduaanak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir dimata saya.
Yuni menghampiri saya dan bilang, "Mama, saya bangga jadi anak Mama." Dansaya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.

Setiap Kemenangan

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau. “Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya. ” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?” ” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?” ” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu” ” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? ” ” Nah, akhirnya kau mengerti” ” Mengerti apa? aku tidak mengerti” ” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku” ” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ” ” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang yang kuat … maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?” ” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Kisah Suami dan 4 Istri

Dalam Agama Buddha, ada suatu cerita yang menarik dapat dijadikan suatu perenungan. Buddha bersabda pada suatu ketika ada seorang laki-laki memiliki empat isteri. Menurut sistem sosial dan keadaan situasi dankondisi peradaban India lama. Seorang laki-laki dimungkinkan memiliki isteri lebihdari satu. Begitu pula pada periode Heian di negara Jepang sekitar 1.000 tahunlalu. Bukan hal aneh seorang perempuan memiliki beberapa suami.Suaminya ini sakit dan akan meninggal dunia. Mendekati hayatnya dia merasabegitu kesepian. Kemudian dia pun memanggil isteri pertama untuk menemaninyakehidupan lain. "Isteriku yang sangat kucintai, 'dia berkata, 'Saya mencintaimu sepanjang hari. Saya selalu memperhatikan, merawatmu sepanjang hidup. Saat inikematian saya sudah mendekat. Maukah kamu menemani saya pergi ke tempat manapunsaat saya mati ?" Dia mengharapkan isterinya menjawab ya. Tetapi isterinyamenjawab, 'suamiku yang sangat kucintai, saya tahu bahwa kamu sangat mencintai saya dan kamu sudah mau meninggal. Saat ini adalah waktu untuk berpisah denganmu. Selamat tinggal, Suamiku tercinta.'
Dia memanggil isteri kedua untuk mendekati ranjangnya dan meminta untuk menemani kematiannya. Dia berkata, 'Isteri keduaku yang kucintai, kamu tahu bagaimana aku mencintaimu. Kadangkala saya takut kamu meninggalkanku, tetapi saya mempertahankan kamu dengan sangat kuat. Isteriku yang tercinta temanilah saya.'Isteri kedua menanggapi sedikit dingin. 'Suamiku yang tercinta, isteri pertama menolak untuk menemanimu setelah kematian. Bagaiman saya dapat mengikutimu ? Kamu mencintai saya hanya karena kepentingan/ keakuanmu semata.'
Sambil berbaring di ranjang dia memanggil isteri ketiga dan meminta untuk menemaninya. Isteri ketiga menjawab dengan air mata berlinang, 'Suamiku yangtercinta, saya sangat kasihan dan merasa sedih. Oleh karena itu saya akanmengikuti upacara kematian di makammu. Inilah tugas akhir saya untukmu.' Isteri ketiganya ini pun menolak menemani kematiannya.
Ketiga isterinya telah menolak untuk menemani kematiannya. Dia teringat masihada isteri lain, yaitu isteri keempat, kepada isteri keempat ini dia tidakmemperhatikan sama sekali. Dia memperlakukan isteri keempat ini seperti seorangbudak dan selalu menunjukkan sikap tidak menyenangkan kepadanya. Saat ini dia berpikir jika dia meminta isteri keempat ini tentu dia akan mengatakan tidak.Tetapi rasa kesepian dan ketakutannya begitu buruk mendorong dia meminta kepada isteri keempat untuk menemani kematiannya di alam lain.
Isteri keempat ini begitu senang menerima permintaan suaminya tersebut.'suamiku yang tercinta, 'dia berkata. Saya akan pergi menemanimu. Apapun yang terjadi saya bertekad untuk mendampingimu selamanya. Saya tidak dapat berpisahdenganmu.


Inilah kisah seorang suami dengan keempat isterinya. Buddha Gotama menyatakan lebih lanjut atas cerita tersebut sebagai berikut : Setiap laki-laki atau perempuan memiliki empat isteri atau empat suami. Apa artinya ?
Isteri pertama, isteri pertama ini adalah tubuh jasmani kita. Kita mencintai tubuh ini siang dan malam (sepanjang hari). Pada pagi hari kita membersihkan tubuh. Memakai pakaian dan kaus kaki. Kita memberikan makanan untuk tubuh jasmani. Kita menjaga tubuh ini seperti isteri pertama. Tetapi sayangnya, padaakhir kehidupan kita, tubuh, isteri pertama tidak dapat menemani kita ke alam lain. Sebagaimana dinyatakan, "Saat napas terakhir meninggalkan tubuh, warna tubuh sehat berubah dan kita kehilangan cahaya kehidupan. Apa yang kita cintai ini berkumpul dan merasa begitu bersedih tetapi tidak bermanfaat. Saat terjadi tubuh ini dibawa ke lapangan terbuka dan dikremasikan. Hanya meninggalkan sisa-sisa (abu) putih. Inilah akhir tubuh kita.
Isteri kedua, apa arti isteri kedua ? isteri kedua menunjukkan keberuntungan,harta materi, uang, kekayaan, nama harum, kedudukan dan pekerjaan dimana kita bekerja keras untuk mendapatkannya. Kita melekat pada kepemilikan materi ini.Kita takut kehilangan materi dan mengharapkan untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Tidak ada batasannya. Pada akhir kehidupan kita benda tersebut tidak menemani kita. Apapun beruntungnya kita memiliki benda tersebut. Kita akan meninggalkannya. Kita datang ke dunia ini dengan tangan kosong. Dalam kehidupan kita membayangkan kita memiliki keberuntungan. Tetapi saat kematian tangan kitakosong. Kita tidak dapat membawa keberuntungan setelah meninggal. Seperti apa yang dikatakan oleh isteri kedua kepada suaminya. 'Kamu memegang saya dengan kepentingan diri sendiri (ego). Sudah waktunya untuk mengucapkan selamat berpisah.
Isteri ketiga, apa arti isteri ketiga ? Setiap orang memiliki isteri ketiga.Ini adalah hubungan dengan orang tua, saudara laki-laki maupun saudara perempuan, semua kerabat, teman dan masyarakat. Mereka akan pergi sejauh tempat pemakaman dengan air mata berlinang. Mereka simpati dan menangis.
Oleh karena itu kita tidak dapat menggantungkan pada tubuh fisik, keberuntungan dan masyarakat. Kita terlahir sendiri dan meninggal pun sendiri. Tidak ada orang yang akan menemani kematian kita.
Isteri keempat, Buddha Sakyamuni menyebutkan isteri keempat akan mengikuti kita. Apa artinya ? isteri keempat adalah kesadaran kita. Saat kita penuh pengamatan dan menyadari, pikiran kita penuh kemarahan, keserakahan dan ketidakpuasan. Kita memiliki penglihatan baik terhadap kehidupan ini. Hal ini adalah perwujudan karma. Kita tidak dapat berpisah dengan karma kita sendiri.Seperti apa yang dikatakan oleh isteri keempat, "Saya akan menemanimu kemanapun engkau pergi".

Renungan : Keberhasilan & Kegagalan

Keberhasilan yang diraih atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri Anda. Karena Anda lah yang menjalani semua ini. Bukan orang lain. Hanya saja banyak orang tak mau memikul tanggungjawab itu. Bahkan mereka mempertanggungjawabkannya adalah beban. Padahal, tak seorang pemimpin pun tak merasakan kebebasan setelah berani mempertanggungjawabkan kemimpinannya. Dan tanggungjawab tertinggi untuk mencapai kebebasan murni adalah bertanggungjawab pada diri sendiri.

Seorang bijak pernah menulis demikian:
"Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu.
Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu.
Amatilah tindakanmu karena akan menjadi kebiasaanmu.
Amatilah kebiasaanmu karena akan menjadi karaktermu.
Amatilah karaktermu karena akan menjadi nasibmu"
Di atas semua itu amatilah diri Anda, hanya mereka yang mengenal dirinyalah yang akan mencapai ketenangan diri yang sesungguhnya.

The Great Compassionate Mantra/ Ta Pei Cou ( Pali Version )

Namo Ratna Tra Yaya
Namo Arya Gyana Sagata, Vajrocana Byuharajaya, Tathagataya, Arhate Sam Yak Sam Buddhaya, Namo Sarva Ta Tha Ga Te Bhya. Arha Te Bhya, Sam Yak Sam Buddhe Bhya. .

Namo Arya Avalokiteshvaraya, Boddhisattvaya, Mahasattvaya, Mahakarunikaya. .

Tadyatha, Om Dhara Dhara, Dhiri Dhiri, Dhuru Dhuru, Erte Wette, Chale Chale, Prachale Prachale . .
Kusume Kusuma Waray, Eli Mili chitti Zvala Mapanaye SOHA ! !

Renungan : Apa Itu AYAH, BAPAK, PAPA..

I luph u father......................

Engkau membuatku bangkit ketikaku terjatuh............

Engkau bagaikan Buddha Sakyamuni yang ada di tengah - tengah keluarga dan telah menyadarkan dan menasehati aku.........

Bila aku berbuat salah,,,
Engkau pasti memarahiku,,,
seolah akulah yang paling benar dan sebenarnya akulah yang salah......

Engkau memang tegar, ayah...

Engkau memang bijaksana, ayah...

Suatu hari,,
akupun akan menjadi seorang ayah pula...

Aku ingin mencontoh tindakan bijaksanamu untuk anak - anakku kemudian,,
dan tidak ego lagi karena menjadi seorang ayah ....
Sama sepertimu....

Akupun harus menjadi teladan dan sukses.....

Agar tidak sia - sia engkau membinaku selama ini...




Sorry dad..
If i make wrong with u...
I want you give a peace to me.....





Engkau ayah yang keren buatku.....
Engkau adalah pria sejati bagiku....
Engkau bagaikan permata hati bagiku......



Sungguh bahagia dan bangga karena telah mempunyai ayah seperti dirimu......

Kriteria TEMAN SEJATI

Teman sejati itu tidak akan meninggalkan temannya dalam keadaan duka . .

Ia akan selalu hadir hanya untukmu . .

Bila perlu ia akan menjadi budakmu biar kamu tahu bahwa ia adalah teman sejatimu . .

Bila perlu ia menjadi malu agar kamu tidak dilecehkan biar kamu tahu bahwa ia teman sejatimu . .

Bila perlu ia di tabrak truk karena ingin menyelamatkanmu biar kamu tahu bahwa ia adalah teman sejatimu . .

Bila perlu ia menjadi seorang pelaku kejahatan karena ingin menyembunyikan alibimu biar kamu tahu bahwa ia adalah teman sejatimu . .

Bahkan bila perlu ia mati demi menunjukkan kesetiaan ia padamu agar kamu tahu bahwa ia adalah teman sejatimu . .

Ingat dan pedomankan 5 kata ini serta renungkan sejenak . .

Agar di antara kita semua dapat mengerti tentang persahabatan yang sedang kita jalin . . .

Hidup Ini Bagaikan Sungai Yang Mengalir

Hidup kita ini seperti sungai yang mengalir . .

Terkadang deras dan terkadang lancar . .

Kalau disamakan seperti hidup kita ini akan mempunyai banyak arti dan makna yang berbeda . .

Terkadang deras yang berarti kita sedang dimarahi, diomelin, caci maki, lebih parah lagi diputusin pacar . .

Hehe . .

Terkadang lancar yang berarti kita lagi merasa bahagia, senang, apalagi dapat sebuah nasehat yang mengugah hati yang saya buat ini . .

Wuuuu....( saya: iri ya? hehe )

Intinya bila kita jalanin hidup ini dengan kedamaian dan ketentraman maka sungai yang berada di hati kita masing-masing akan selalu mengalir lancar . .

Sungguh Indah Kehidupan Ini

Sungguh indah bila kita hidup saling mencinta. .
Mencinta bukan berarti hanya dilakukan oleh suami - istri ataupun pacar melainkan pada sesama makhluk hidup yg butuh hidup . .

Sungguh indah pula bila hidup saling mengerti . .
Mengerti dalam kehidupan ini yang hanya sementara dan tidak bisa menghindari 4 alam kehidupan manusia yaitu lahir, sakit, tua,
lalu kematian . .

Sungguh indah bila rasa benci mulai menjauh / hilang maka dalam kehidupan ini terasa bermakna walau hidup kita hanya singkat di alam fana ini . .

GEMPA BUMI Menurut Pandangan Buddhis

Agama Buddha sebenarnya sudah sangat lama mengetahui hal ini sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh Sang Buddha lebih dari 2.500 tahun yang lalu dan jawaban ini sangat cocok bagi ilmu pengetahuan. Dalam kitab Mahaparinibbana Sutta, Sang Buddha pada waktu itu kepada Ananda menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya gempa bumi. Waktu itu Ananda mendekati Sang Buddha lalu duduk pada tempat yang telah disediakan dan kemudian Ananda berkata kepada Sang Buddha : “Bhante, mengherankan dan sangat luar biasa, bumi bergetar begitu hebatnya dan sangat menakutkan. Apakah sebabnya dan alasannya sehingga bumi bergetar ? ”. Mohon kami diberikan penjelasan.

Kemudian Sang Buddha berkata : “Ananda, ada delapan alasan sampai terjadinya gempa bumi yang dashyar itu. Apakah delapan sebab itu ?

1. Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara dan udara ada di angkasa. Apabila udara bertiup dengan dashyatnya maka zat cair ini menyebabkan bumi bergetar. Inilah sebab pertama timbulnya gempa bumi yang maha dashyat itu.
2. Demikian pula Ananda, apabila seorang pertapa atau brahmana yang memiliki kekuatan bathin yang maha besar, seseorang yang telah memperoleh kekuatan itu untuk mengendalikan pikiran, atau sesosok dewata yang maha kuasa, yang maha tahu mengembangkan pemusatan pikirannya, yang hebat pada unsur bumi ini, dan pada suatu tindakan yang tak terbatas pada unsur zat cair, ia juga dapat mengakibatkan bumi bergetar, goyah serta bergoyang. Inilah sebab yang kedua sampai timbulnya gempa bumi yang maha dashyat.
3. Ananda apabila Sang Boddhisatta turun dari alam Surga Tusita dan masuk melalui rahim(kandungan) seorang ibu dengan penuh kesadaran penuh dan pikiran terpusat.
4. Sang Boddhisatta keluar dari rahim ibunya dengan kesadaran dan pikiran terpusat.
5. Sang Tathagata memperoleh penerangan agung, penerangan agung, penerangan yang sempurna dan tiada bandingannya.
6. Sang Tathagata menggerakan roda Dhamma yang gilang gemilang.
7. Sang Tathagata mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.
8. Apabila Sang Tathagata tiba saatnya parinibbana, dimana tiada tersisa suatu unsur keinginan, maka semuanya ini akan menyebabkan bumi yang besar ini bergetar, goyah, dan bergoncang. Inilah delapan sebab musabab bagi terjadinya gempa bumi.

Dari delapan sebab tersebut terjadinya gempa bumi tentu tidak dengan sendirinya, tanpa ada yang mengaturnya. Yang mengatur sebab-sebab bumi menurut Agama Buddha adalah hukum alam semesta yaitu Dhamma Niyama yang ada dan mutlak berlaku di 31 alam kehidupan. Untuk mengetahui cara kerja hukum Dhamma Niyama ini, disini akan diuraikan menjadi 5 yaitu :

1) Utu Niyama
Hukum universal tentang energi yang mengatur temperatur, cuaca, dan terbentuknya bumi, hancurnya bumi, tata surya, pertumbuhan manusia, binatang dan pohon, gempa bumi, gunung meletus, angin, hujan, halilintar, dan sebagainya.
2) Biji Niyama
Hukum universal yang barkaitan dengan tumbuh-tumbuhan yaitu bagaimana biji, stek, batang, pucuk daun dapat bertunas atau tumbuh, berkembang dan berbuah. Pertumbuhan tanaman dibantu oleh sinar matahari

3) Kamma Niyama
Hukum universal tentang kamma atau perbuatan. Maka dari itu, hukum ini dikenal dengan nama hukum perbuatan : Hukum Sebab Akibat dan Hukum Moral

4)Citta Niyama
Hukum universal tentang pikiran atau batin, pikiran manusia sangat luas dan beraneka ragam serta rumit sekali untuk diketahui dan dimengerti. Ada orang memiliki pikiran dan batin yang lemah, kuat, emosional, dan lain-lain. Bila pikiran dikembangkan, seseorang akan menjadi pintar, memiliki ingatan yang kuat, memiliki kesucian batin, hingga mencapai kesucian.

5) Dhamma Niyama
Hukum universal tentang segala sesuatu yang tidak dapat diatur oleh keempat Niyama tersebut. Contohnya ; gempa bumi, hujan panas dingin. Ini bukan terjadi karena Utu Niyama tetapi oleh Dhamma Niyama. Dengan kata lain, Dhamma Niyama mengatur hal-hal yang sangat istimewa, keajaiban yang luar biasa.


Dengan mengikuti cara kerja hukum Dhamma Niyama ini jelaslah bahwa sebab gempa bumi yang pertama diatur oleh Hukum Utu Niyama. Gempa bumi yang diakibatkan oleh sebab pertama, bila getarannya sangat kuat akan memporak-porandakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Tetapi bila gempa bumi yang diakibatkan oleh sebab kedua sampai dengan kedelapan meskipun getarannya begitu kuat dan sangat hebat serta bersama-sama petir yang sambar-menyambar tidak akan menimbulkan kerusakan maupun korban jiwa.

Kalama Sutta ( English N Indonesian)

English..

Do not simply believe what you hear just because you have heard it for a long time. Believe nothing on the faith of traditions, even though they have been held in honour for many genarations and in diverse places. Do not believe a thing because many people speak of it. Do not confirm anything just because ir agrees with your scriptures. Do not fooled by outward appearances. Do not believe what you yourself have imagined, persuading yourself that a God inspires you. Do not accept as fact anything that you yourself find to be logical. Believe nothing on the sole authority of your masters and priests.

But whatever, after due examination and analysis, you find to be kind, conducive to the good, the benefit, the welfare of all beings-that doctrine believe and cling to, and take it as your guide

Indonesian..

Janganlah percaya begitu saja terhadap suatu berita, hanya karena telah mendengarnya . .

Jangan percaya begitu saja terhadap suatu tradisi, hanya karena telah dilakukan secara turun - temurun . .

Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena telah di bicarakan dan didesas - desuskan oleh banyak orang . .

Jangan percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena sudah tercatat di dalam kitab suci . .

Jangan percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena diwejangkan oleh para guru atau para tetua . .

Tetapi setelah melakukan pengamatan dan kajian yang mendalam, sehingga anda menemukan bahwa segala sesuatu tersebut sesuai dengan alasan dan berkaitan dengan hal - hal yang baik dan berguna, tidak tercela, dan yang mana kalau hal tersebut diteruskan . .

Akan membawa kebahagiaan, maka selayaknya anda menerima dan hidup sesuai dengan hal - hal tersebut . .

Jumat, 04 Maret 2011

Perdebatan 5 Jari

Suatu ketika terjadi perdebatan antara 5 buah jari

Ibu Jari dengan sombong berkata: " Akulah yang paling tua dan paling besar diantara kalian , akulah sang ibu dari semua jari , kalian harus tunduk dibawah aku !"

Telunjuk pun menjawab : "Aku yang paling berkuasa , aku yang berhak memerintah , aku hanya perlu menunjuk dan semua pun mengikuti perintahku !"

Jari Tengah pun menyahut : "Akulah yang paling tinggi derajatnya diantara kalian semua , kalian semua lebih rendah dari aku , kalian lah yang harus tunduk kepada ku !"

Jari manis pun tak mau kalah : "Aku yang paling kaya diantara kalian , aku ber-mahkota-kan cincin berlian yang mahal , jadi kalian yang tidak punya apa-apa yang harus tunduk padaku !"

Kelingking dengan penuh santun berkata : "Mungkin akulah yang paling kecil , aku paling rendah diantara kalian , tapi biarlah karena meskipun aku rendah dimata kalian , tapi akulah yang terdekat dengan sang Buddha . Karena disetiap Anjali , akulah yang menghadap terdepan dalam menghormati Sang Buddha , aku tak punya apapun yang bisa dibanggakan dari fisikku , tapi aku hanya berbangga pada Keyakinanku (Saddha) kepada Dhamma ."


Pesan bijak dari kisah diatas ialah meskipun kita memiliki kekurangan dan tidak sebanding dengan orang lain , jangan lah kita memiliki sifat iri dan dengki , sebaiknya berusaha saja semampu kita untuk memperbaiki kekurangan itu , sebab meskipun kita memiliki kekurangan , asalkan iman kita kuat dan kita berjalan dalam Dhamma , justru kitalah yang paling berlebih diantara semua orang yang punya kelebihan fisik maupun materi namun tidak punya Keyakinan (Saddha).

LOVE YOU

Love You = Sayang Kamu
Tidak adanya kata "i" dalam motto ini menyiratkan cinta tanpa keakuan, cinta tanpa kepentingan diri atau ego. Cinta sejati adalah cinta yang "give and give" bukan "take and give", cinta yang tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.

Indikator kesejatian cinta kita dapat dirujuk dari kalimat: "if it hurts, it is not true love" jika itu menyakitkan, itu bukan cinta sejati. Cinta sejati tak pernah membangkitkan duka lara pada diri sendiri. Cinta sejati senantiasa hanya membuahkan kebahagiaan.

Love You = Sayangi Dirimu
Ungkapan agar penerima pesan juga menyayangi diri sendiri secara sehat, yakni dengan: tidak mencemari diri dengan keburukan, memperbanyak kebajikan, dan memurnikan hati.

LOVE YOU, LOVE YOU, LOVE YOU, !

Sumber : ehipassiko.net

Monyet

Seorang profesor sedang mengadakan penelitian terhadap beberapa ekor monyet.

Monyet A dan monyet B dimasukkan kesebuah ruangan tertutup yang didalamnya
diletakkan sebatang tiang, dimana pada puncak tiang itu terdapat setandan
pisang.

Monyet A mulai memanjat tiang itu, pada saat yg bersamaan sang profesor
menyiramkan air sehingga terpelesetlah monyet A dan jatuh.

Monyet A berusaha untuk memanjat lagi, tapi krn licin, kembali dia terjatuh,
begitu seterusnya, sehingga monyet A menyerah.

Kemudian giliran monyet B, melakukan hal yg sama dengan monyet A, berulang
kali mencoba dan jatuh, menyerah jugalah monyet B.

Kemudian, sang profesor memasukkan monyet C kedalam ruangan tersebut.

Monyet C ingin memanjat tiang tsb, sebelum hal itu terjadi, monyet A dan
monyet B dengan semangat menasehati monyet C untuk tidak mengalami hal yang konyol yaitu terpeleset dan jatuh.

"percuma kamu memanjat tiang itu, kami berdua sudah mencoba berulang kali
tetapi selalu gagal"

Akhirnya monyet C menuruti nasehat kedua monyet itu, dia tidak berusaha
mencoba memanjat lebih dahulu.

Kemudian sang profesor mengeluarkan monyet A dan B, dimasukkannyalah monyet D dan monyet E.

Monyet D dan monyet E ingin sekali memanjat tiang itu, tetapi monyet C
mencoba menasehati mereka untuk tidak sekali-kali memanjatnya kalau tidak
ingin terpeleset dan jatuh.

Monyet D mendengar dan mematuhi nasehat tsb, dia tidak berusaha untuk
memanjat.

Tapi lain halnya dengan monyet E, dia tidak mendengarkan nasehat itu, dia
tidak terpengaruh dengan nasehat itu, dia mulai mencoba untuk memanjat.

"apa salahnya mencoba" pikir monyet E

Karena sang profesor tidak memberi air lagi pada tiang itu, monyet E
akhirnya dapat mencapai puncak dan mendapatkan pisang.

Apa moral cerita ini?

Ada beberapa karakter yang dapat kita jumpai.

Monyet A dan monyet B:

Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter dengan mudahnya menyerah
kalah dan dengan mudahnya mempengaruhi orang lain untuk tidak berusaha,
menanamkan input-2 negatif kepada orang lain.

Padahal : 99% kita-2 yang merasa gagal sebetulnya belum tentu gagal hanya
saja kita cepat menyerah.

Sangat disayangkan bahwa dunia ini sebenarnya dipenuhi oleh orang-2 hebat


yang potensial tetapi terlalu cepat menyerah.

Banyak dari kita yang keburu sudah mati sebelum mencoba menggali seluruh
potensi yang ada pada diri kita.


Monyet C dan monyet D :

Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter mudah sekali percaya dengan
input-2 negatif yang dia terima, tanpa mau bersudah-susah untuk meraih
kesuksesan, orang-2 yang takut gagal, padahal belum mencoba.

Kita cenderung mengikuti falsafah Jan Spoelman "Kalau ragu, lebih baik tidak
usah dilakukan"

Jika kita tidak pernah mencoba, kita sudah pasti tidak akan pernah berhasil.

Kita berjuang bukan dengan kepandaian, tetapi dengan kegigihan.



Monyet E:

Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter tidak mudah terpengaruh
dengan input-2 negatif, orang yang selalu berjuang untuk mendapatkan
kesuksesan, berani mencoba, tidak takut gagal Tidak ada seorangpun didunia
ini yang tidak pernah mengalami kegagalan.

Orang yang sukses selalu bangkit kembali meskipun sudah jatuh.

Kalau kita ingin berhasil, kita harus berani mengambil RESIKO.

Sumber : Motivasi Net

KERA-KERA KEHIDUPAN

Kera Sakti Sun Wu Kong sangat terkenal di seluruh penjuru dunia dengan semua keunikan sifatnya. Sifat pemberontak, sifat meu menang sendiri, sifat mau ngatur, sifat keras kepala, sifat pemarah, Serakah, dan tinggi hati. Semua itu sifatnya sebelum berjumpa dengan Bhiksu Tong.
Tetapi dengan gelang di kepalanya, sifat-sifat tersebut perlahan mulai bisa dikendalikan. menjadi sifat yang sedikit jauh lebih baik. Membela yang lemah, mengatasi ketidakadilan, melindungi Sang Guru, mengatasi segala kejahatan, dan kesetiaan. Walau pada awalnya semua dilakukan dengan keterpaksaan. Semua dilakukan karena tidak ada pilihan dan hukuman yang harus dijalaninya untuk menemani Gurunya ke arah Barat.
Tentunya ini hanya cerita dongeng dari negeri China. Bhiksu Tong (Maha Bhiksu Xuan Zang) sendiri memang ada, tetapi tokoh2 dalam cerita Xi You Ju (Perjalanan ke Barat) itu hanya ada dalam cerita dan legenda.
Luar biasanya cerita ini sangat masuk dalam kehidupan sehari-hari kita.
dan sifat monyet disini memang menunjukan sifat dasar manusia yang diliputi oleh Dosa (Kebencian).
Sifat pikiran kita yang selalu lompat-lompat, tidak bisa tenang, tidak bisa damai, tidak mau mengalah, tidak mau dihina, tidak senang di maki, selalu emosian dan mudah terpancing membuat masalah. ini adalah sifat KERA. makanya kalau hal ini terjadi biasanya orang akan bilang kita sedang KERAsukan. Padahal tidak ada yang perlu disalahkan, karena kita KERAsukan sifat KERA yang ada di dalam diri kita.
Orang yang Memiliki sifat KERA ini harus menjauhi KERAmaian, agar matanya tidak KERAjingan dengan hal-hal yang indah, KERA memiliki sifat KERAs kepala, karena jarang KERAmas, maka sering kesepian karena dijauhi KERAbat dekatnya.
KERAwanan sosial juga bisa terjadi karena sifat-sifat KERA ini sudah merajalela dalam diri setiap orang, Yang kaya tidak peduli dengan yang miskin, yang miskin semakin lepas kendali, Karena keserakahan menyebabkan orang menjual dan mendaur ulang apa saja baik yang halal maupun tidak halal. Makanan tidak lagi diperhatikan kebersihan dan kesehatannya, akhirnya banyak yang KERAcunan makanan. KERAmaian suasana membuat penjahat dengan sifat KERAnya mudah beraksi, akibatnya banyak yang KERAmpokan, kecopetan dan Kecurian. KERAsnya kehidupan menyebabkan banyak masalah sosial. KERAm otak membuat orang stuk dalam berpikir dan berbuat kebajikan.
Kejahatan KERAh putih juga semakin meningkat, kasus korupsi dan segalanya menjadi berita hangat yang menyebabkan semua orang yang terlibat ketar-ketir. Pernah kasus yang sama terjadi di China, KERAnda (peti mati) pun telah disiapkan bagi siapapun yang terlibat dan memiliki kesalahan besar dalam kasus korupsi. KERAn-KERAn bocor pun sudah harus diperbaiki, dan diganti dengan KERAn-KERAn yang baru agar air yang mengalir tidak deras, dan kebocoran dapat diatasi.
KERAjinan dalam bekerja, KERAmahan dalam bersikap, KERApihan mengerjakan sesuatu, KERAp kali harus dimiliki agar untuk mengimbangi sifat KERA yang destruktif, sehingga tercipta keharmonisan dan KERAsan dalam suasana bekerja. Yakinlah hidup kita pun akan jauh lebih KERAsa Indah dan bermakna.
Semoga kita semua dapat bersama-sama menjaga dan mengendalikan sifat KERA dalam diri kita, jangan biarkan diri kita KERAsukan KERA dalam pikiran sendiri, Belajar untuk mengendalikan diri sendiri. KERAk-KERAk dalam sel-sel otak kita perlahan harus dibersihkan agar tidak KERAs dan berkarat.
Hidup ini adalah pilihan, mau menjadi baik atau tidak semua kita sendiri yang menentukan. Buanglah semua persolaan Hidup yang tidak penting bila dirasakan sangat menganggu ke dalam KERAnjang sampah. Daur ulang semuanya agar menjadi pupuk-pupuk kebijaksanaan yang berarti bagi kehidupan kita.
Kendalikan Si KERA dalam hati kita, belajarlah menjadi Bijaksana seperti KERA sakti belajar bijaksana dengan Biksu Tong. Maka hidup kita akan jauh lebih indah. Berjalan aman kemana juga, karena kebajikan dan kerjasama, kerendahan hati dan kebijaksanaan akan menjadi pelindung hidupmu yang baik.

Parrita Suci berdasarkan Sangha Theravada Indonesia (STI)

I. KEBAKTIAN UMUM

1. PEMBUKAAN
Pemimpin Kebaktian : memberi tanda kebaktian dimulai (dengan gong, lonceng, dan sebagainya). Pemimpin Kebaktian menyalakan lilin dan dupa (hio), kemudian meletakkan dupa di tempatnya, sementara hadirin duduk bertumpu lutut dan bersikap anjali. Setelah dupa diletakkan di tempatnya, Pemimpin Kebaktian dan para hadirin menghormat dengan menundukkan kepala (bersikap anjali dengan menyentuh dahi).
2. NAMÂKARA GÂTHÂ (Syair Penghormatan)
Pemimpin Kebaktian mengucapkan kalimat per kalimat dan diikuti oleh hadirin :
ARAHAM SAMMÂSAMBUDDHO BHAGAVÂ
BUDDHAM BHAGAVANTAM ABHIVADEMI
(namaskara)

SVÂKKHÂTO BHAGAVANTÂ DHAMMO
DHAMMAM NAMASSÂMI
(namaskara)

SUPATIPANNO BHAGAVATO SÂVAKASANGHO
SANGHAM NAMâMI
(namaskara)

Sang bhagava, Yang maha suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna;
aku bersujud di hadapan Sang Buddha, Sang Bhagava.
(namaskara)

Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang bhagava;
Aku bersujud di hadapan Dhamma.
(namaskara)

Sangha Siswa Sang Bhagava telah bertindak sempurna;
aku bersujud dihadapan Sangha.


* Sikap dalam namaskara, lima titik (lutut, ujung jari-jari kaki, dahi, siku, telapak tangan ) menyentuh lantai.
3. PUJA GATHA (Syair Puja)

(hadirin tetap duduk bertumpu lutut dan bersikap anjali)
PEMIMPIN KEBAKTIAN:

YAMAMHA KHO MAYAM BHAGAVANTAM SARANAM GATA,
YO NO BHAGAVATA SATTHA, YASSA CA MAYAM BHAGAVATO
DHAMMAM ROCEMA, IMEHI SAKKAREHI TAM BHAGAVANTAM
SASADDHAMMAM, SASAVAKASANGHAM ABHIPUJAYAMA.
4. PUBBABHAGANAMAKARA (Penghormatan Awal)

(hadirin duduk bersimpuh/bersila)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM BUDDHASSA BHAGAVATO PUBBABHAGANAMAKARAM KAROMA SE
Marilah kita mengucapkan penghormatan awal kepada Sang Buddha, Sang Bhagava.
BERSAMA-SAMA :

NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASA
Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna.

(tiga kali)

5. TISARANA (Tiga perlindungan)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM TISARANAGAMANAPATHAM KAROMA SE
Marilah kita mengucapkan Tiga Perlindungan

BERSAMA-SAMA :

BUDDHAM SARANAM GACHAMI
DHAMMAM SARANAM GACHAMI
SANGHAM SARANAM GACHAMI

Aku berlindung kepada Buddha
Aku berlindung kepada Dhamma
Aku berlindung kepada Sangha (baca : Sang-gha)

DUTIYAMPI BUDDHAM SARANAM GACHAMI
DUTIYAMPI DHAMMAM SARANAM GACHAMI
DUTIYAMPI SANGHAM SARANAM GACHAMI

Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Sangha

TATIYAMPI BUDDHAM SARANAM GACHAMI
TATIYAMPI DHAMMAM SARANAM GACHAMI
TATIYAMPI SANGHAM SARANAM GACHAMI

Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Sangha



6. PANCASILA (Lima Latihan Sila)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM PANCASIKKHAPADAPATHAM KAROMA SE
Marilah kita mengucapkan Lima Latihan Sila

BERSAMA-SAMA :

- PANATIPATA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- ADINNADANA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- KAMESU MICCHACARA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- MUSAVADA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- SURAMERAYA MAJJAPAMADATTHANA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan seksualitas yang tidak
dibenarkan.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak mengucapkan ucapan yang tidak benar.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak minum segala minuman keras yang dapat
menyebabkan lemahnya kesadaran.

7. BUDDHANUSSATI (Perenungan Terhadap Buddha)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM BUDDHANUSSATINAYAM KAROMA SE
Marilah kita mengucapkan Perenungan Terhadap Buddha

BERSAMA-SAMA :

ITI PI SO BHAGAVA ARAHAM SAMMASAMBUDDHO,
VIJJACARANA-SAMPANNO SUGATO LOKAVIDU,
ANUTTARO PURISADAMMASARATHI SATTHA DEVAMANUSSANAM,
BUDDHO BHAGAVA’TI.

Demikianlah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai penerangan Sempurna : Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya. Sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbana). Pengenal segenap alam. Pembimbing manusia yang tiada taranya. Guru para dewa dan manusia. Yang Sadar (Bangun), Yang patut Dimuliakan.

(diam sejenak merenungkan sifat-sifat Sang Buddha)

8. DHAMMANUSSATI (Perenungan Terhadap Dhamma)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM DHAMMANUSSATINAYAM KAROMA SE
Marilah kita mengucapkan Perenungan Terhadap Dhamma

BERSAMA-SAMA :

SVAKKHATO BHAGAVATA DHAMMO,
SANDITTHIKO AKALIKO EHIPASSIKO,
OPAYANIKO PACCATTAM VEDITABBO VINNUHI`TI.

Dhamma Sang Bhagava telam sempurna dibabarkan; berada sangat dekat, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan; menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.

(diam sejenak merenungkan sifat-sifat Dhamma)

9. SANGHANUSSATI (Perenungan Terhadap Sangha)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM SANGHANUSSATINAYAM KAROMA SE
Marilah kita mengucapkan Perenungan Terhadap Sangha (baca: Sang-gha)

BERSAMA-SAMA :

SUPATIPANNO BHAGAVATO SAVAKASANGHO,
UJUPATIPANNO BHAGAVATO SAVAKASANGHO,
NAYAPATIPANNO BHAGAVATO SAVAKASANGHO,
SAMICIPATIPANNO BHAGAVATO SAVAKASANGHO,
YADIDAM CATARI PURISAYUGANI ATTHAPURISAPUGGALA,
ESA BHAGATO SAVAKASANGHO,
AHUNEYYO PAHUNEYYO DAKKHINEYYO ANJALIKARANIYO,
ANUTTARAM PUNNAKKHETTAM LOKASSA`TI.

Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak baik;
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak lurus;
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak benar;
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut.
Mereka, merupakan empat pasang makhluk, terdiri dari delapan jenis makhluk suci *), itulah Sangha siswa Sang Bhagava;
Patut menerima pemberian, tempat bernaung, persembahan serta penghormatan;
Lapangan untuk menanam jasa, yang tiada taranya di alam semesta.

(diam sejenak merenungkan sifat-sifat Sangha)

*) Mereka disebut Ariya Sangha : makhluk-makhluk yang telah mencapai Sotapatti Magga dan phala, Sakadagami Magga dan Phala, Anagami Magga dan Phala dan Arahatta Magga dan Phala.

10. SACCAKIRIYA GATHA (Pernyataan Kebenaran)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM SACCAKIRIYAGATHAYO KAROMA SE
Marilah kita mengucapkan Pernyataan Kebenaran

BERSAMA-SAMA :

NATTHI ME SARANAM ANNAM
BUDDHO ME SARANAM VARAM
ETENA SACCAVAJJENA
SOTTHI TE HOTU SABBADA

NATTHI ME SARANAM ANNAM
DHAMMO ME SARANAM VARAM
ETENA SACCAVAJJENA
SOTTHI TE HOTU SABBADA

NATTHI ME SARANAM ANNAM
SANGHO ME SARANAM VARAM
ETENA SACCAVAJJENA
SOTTHI TE HOTU SABBADA


Tiada perlindungan lain bagiku
Sang Buddha-lah sesungguhnya pelindungku
Berkat kesungguhan pernyataan ini
Semoga Anda selamat sejahtera.

Tiada perlindungan lain bagiku
Dhamma-lah sesungguhnya pelindungku
Berkat kesungguhan pernyataan ini
Semoga Anda selamat sejahtera.

Tiada perlindungan lain bagiku
Sangha-lah sesungguhnya pelindungku
Berkat kesungguhan pernyataan ini
Semoga Anda selamat sejahtera.

11. MANGALA SUTTA (Sutta tentang Berkah Utama)

PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM MANGALA SUTTAM BHANAMA SE
Marilah kita mengucapkan Sutta tentang Berkah Utama

BERSAMA-SAMA :
EVAMME SUTAM,
EKAM SAMAYAM BHAGAVA, SAVATTHIYAM VIHARATI, JETAVANE ANATHAPINDIKASSA ARAME.
ATHA KHO ANATHARA DEVATA, ABHIKKANTAYA RATTIYA ABHIKKANTAVANNA KEVALAKAPPAM JETAVANAM OBHASETVA. YENA BHAGAVA TENUPASANKAMI, UPASANKAMITVA BHAGAVANTAM ABHIVADETVA EKAMANTAM ATTHASI, EKAMANTAM THITA KHO SA DEVATA BHAGAVANTAM GATHAYA AJJHABASI:

BAHU DEVA MANUSSA CA
MANGALANI ACINTAYUM
AKANKHAMANA SOTTHANAM
BRUHI MANGALAMUTTAMAM

ASEVANA CA BALANAM
PANDITANANCA SEVANA
PUJA CA PUJANIYANAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM

PATIRUPADESAVASO CA
PUBBE CA KATAPUNNATA
ATTASAMMAPANIDHI CA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

BAHUSACCANCA SIPPANCA
VINAYO CA SUSIKKHITO
SUBHASITA CA YA VACA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

MATAPITU UPATTHANAM
PUTTADARASSA SANGAHO
ANAKULA CA KAMMANTA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

DANANCA DHAMMACARIYA CA
NATAKANANCA SANGAHO
ANAVAJJANI KAMMANI
ETAMMANGALAMUTTAMAM

ARATI VIRATI PAPA
MAJJAPANA CA SANNAMO
APPAMADO CA DHAMMESU
ETAMMANGALAMUTTAMAM

GARAVO CA NIVATO CA
SANTUTTHI CA KATANNUTA
KALENA DHAMMASAVANAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM

KHANTI CA SOVACASSATA
SAMANANANCA DASSANAM
KALENA DHAMMASAKACCHA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

TAPO CA BRAHMACARIYANCA
ARIYASACCANA DASSANAM
NIBBANASACCHIKIRIYA CA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

PHUTTHASSA LOKADHAMMEHI
CITTAM YASSA NA KAMPATI
ASOKAM VIRAJAM KHEMAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM

ETADISANI KATVANA
SABBATTHAMAPARAJITA
SABBATTHA SOTTHIM GACCHANTI
TANTESAM MANGALAMUTTAMAM` TI.


Demikianlah telah kudengar :
Pada suatu ketika Sang Bhagava menetap di dekat Savatthi, dihutan Jeta di Vihara Anathapindika. Maka datanglah dewa, ketika hari menjelang pagi, dengan cahaya yang cemerlang menerangi seluruh hutan Jeta menghampiri Sang Bhagava, menghormat Beliau lalu berdiri di satu sisi. Sambil berdiri disatu sisi, dewa itu berkata kepada Sang Bhagava dalam syair ini :

“Banyak Dewa dan manusia
Berselisih paham tentang berkah
Yang diharapkan membawa keselamatan;
Terangkanlah, apa Berkah Utama itu ? “

“Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana.
Menghormat mereka yang patut dihormat ,
Itulah Berkah Utama

Hidup di tempat yang sesuai
Berkat jasa-jasa dalam hidup yang lampau
Menuntun diri ke arah yang benar
Itulah Berkah Utama

Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Terlatih baik dalam tata susila
Ramah tamah dalam ucapan
Itulah Berkah Utama

Membantu ayah dan ibu
Menyokong anak dan isteri
Bekerja bebas dari pertentangan
Itulah Berkah Utama

Berdana dan hidup sesuai dengan Dhamma
Menolong sanak keluarga
Bekerja tanpa cela
Itulah Berkah Utama

Menjauhi, tidak melakukan kejahatan
Menghindari minuman keras
Tekun melaksanakan Dhamma
Itulah Berkah Utama

Selalu menghormat dan rendah hati
Merasa puas dan berterima kasih
Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama

Sabar, rendah hati bila diperingatkan
Mengunjungi para pertapa
Membahas Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama

Bersemangat dalam menjalankan hidup suci
Menembus Empat Kesunyataan Mulia
Serta mencapai Nibanna
Itulah Berkah Utama

Meski tergoda oleh hal-hal duniawi
Namun batin tak tergoyahkan,
Tiada susah, tanapa noda, penuh damai
Itulah Berkah Utama

Karena dengan mengusahakan hal-hal itu
Manusia tak terkalahkan di mana pun juga
Serta berjalan aman ke mana juga
Itulah Berkah Utama.

12. KARANIYA METTA SUTTA (Sutta tentang Kasih Sayang yang harus Dikembangkan)


PEMIMPIN KEBAKTIAN :

HANDAMAYAM KARANIYAMETTASUTTAM BHANAMA SE
Marilah kita mengucapkan Sutta tentang Kasih Sayang yang Harus Dikembangkan

BERSAMA-SAMA :

KARANIYAMATTHAKUSALENA
YAN TAM SANTAM PADAM ABHISAMECCA
SAKKO UJU CA SUHUJU CA
SUVACO CASSA MUDU ANATIMANI

SANTUSSAKO CA SUBHARO CA
APPAKICCO CA SALLAHUKAVUTTI
SANTINDRIYO CA NIPAKO CA
APPAGABBHO KULESU ANANUGIDDHO
NA CA KHUDDAM SAMACARE KINCI
YENA VINNU PARE UPAVADEYYUM
SUKHINO VA KHEMINO HONTU
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA

YE KECI PANABHUTATTHI
TASA VA THAVARA VA ANAVASESA
DIGHA VA YE MAHANTA VA
MAJJHIMA RASSAKA ANUKATHULA

DITTHA VA YE VA ADDITTHA
YE CA DURE VASANTI AVIDURE
BHUTA VA SAMBHAVESI VA
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA

NA PARO PARAM NIKUBBETHA
NATIMANNETHA KATTHACI NAM KANCI
BYAROSANA PATIGHASANNA
NANNAMANNASSA DUKKHAMICCHEYYA

MATA YATHA NIYAM PUTTAM
AYUSA EKAPUTTAMANURAKKHE
EVAMPI SABBABHUTESU
MANASAMBHAVAYE APARIMANAM

METTANCA SABBALOKASMIM
MANASAMBHAVAYE APARIMANAM
UDDHAM ADHO CA TIRIYANCA
ASAMBADHAM AVERAM ASAPATTAM
TITTHANCARAM NISINNO VA
SAYANO VA YAVATASSA VIGATAMIDDHO
ETAM SATIM ADHITTHEYYA
BRAHMAMETAM VIHARAM IDHAMAHU
DITTHINCA ANUPAGAMMA
SILAVA DASSANENA SAMPANNO
KAMESU VINEYYA GEDHAM
NA HI JATU GABBHASEYYAM PUNARETI’TI


Inilah yang harus dikerjakan
oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan.
Untuk mencapai ketenangan,
Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.

Merasa puas, mudah disokong/dilayani
Tiada sibuk, sederhana hidupnya
Tenang inderanya, berhati-hati
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.

Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil
yang dapat dicela oleh Para Bijaksana
Hendaklah ia berpikir :
Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram,
Semoga semua makhluk berbahagia.

Makhluk hidup apa pun juga
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali
Yang panjang atau besar
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.
Yang tampak atau tidak tampak
Yang jauh atau pun dekat
Yang terlahir atau yang akan lahir
Semoga semua makhluk berbahagia.
Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja.
Jangan karena marah dan benci
Mengharapkan orang lain celaka.

Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya
Melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas.
Kasih sayangnya ke segenap alam semesta
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas
Ke atas, ke bawah dan kesekeliling
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.
Selagi berdiri, berjalan atau duduk
Atau berbaring, selagi tiada lelap
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini
Yang dikatakan : Berdiam dalam Brahma
Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang atta/aku)
Dengan sila dan penglihatan yang sempurna
Hingga bersih dari nafsu indera
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.

13. BRAHMAVIHARAPHARANA (Peresapan Brahmavihara)
PEMIMPIN KEBAKTIAN:
HANDAMAYAM BRAHMAVIHARAPHARANA BHANAMA SE

BERSAMA-SAMA:

(METTA)
AHAM SUKHITO HOMI
NIDDUKKHO HOMI
AVERO HOMI
ABYAPAJJHO HOMI
ANIGHO HOMI
SUKHI ATTANAM PARIHARAMI

SABBE SATTA SUKHITA HONTU
NIDDUKHA HONTU
AVERA HONTU
ABYAPAJJHA HONTU
ANIGHA HONTU
SUKHI ATTANAM PARIHARANTU.

(KARUNA)
SABBE SATTA DUKKHA PAMUCCANTU

(MUDITA)
SABBE SATTA MA LADDHASAMPATTITO VIGACCHANTU

(UPEKKHA)
SABBE SATTA
KAMMASSAKA
KAMMADAYADA
KAMMAYONI
KAMMABANDHU
KAMMAPATISARANA
YAM KAMMAM KARISSANTI
KALYANAM VA PAPAKAM VA
TASSA DAYADA BHAVISSANTI


PEMIMPIN KEBAKTIAN:
Marilah kita mengucapkan Peresapan Brahma Vihara

BERSAMA-SAMA:

(CINTA KASIH)
Semoga aku berbahagia
Bebas dan penderitaan
Bebas dan kebenuan
Bebas dan penyakit
Bebas dan kesukaran
Semoga aku dapat mempertahankan kebahagiaanku
sendiri.

Semoga semua rnakhluk berbahagia
Bebas dan penderitaan
Bebas dan kebencian
Bebas dan kesakitan
Bebas dan kesukaran
Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan
mereka sendiri.

(KASIH SAYANG / WELASASIH)
Semoga semua makhluk bebas dan penderitaan

(SIMPATI)
Semoga semua mahkluk tidak kehilangan kesejahteran yang telah mereka peroleh.

(KESEIMBANGAN BATIN)
Semua makhluk:
Memiliki karmanya sendiri
Mewarisi karmanya sendiri
Lahir dan karmanya sendiri
Berhubungan dengan karmanya sendiri
Terlindung oleh karmanya sendiri.
Apa pun karma yang diperbuatnya
Baik atau buruk,
Itulah yang akan diwarisinya.


14. ABHINHAPACCAVEKKHANA (Kerap Kali Direnungkan)

PEMIMPIN KEBAKTIAN:
HANDAMAYAM ABHI APACCAVEKKHANAPATHAM BHA¬NAMA SE

BERSAMA-SAMA:

JARA DHAMMOMHI
JARAM ANATITO
BYADHIDHAMMOMHI
BYADHIM ANATITO
MARANA DHAMMOMHI
MARANAM ANATITO
SABBEHI ME PIYEHI MANAPEHI NANABHAVO VINABHAVO.

KAMMASSAKOMHI
KAMMADAYADO
KAMMAYONI
KAMMABANDHU

KAMMAPATISARANO
YAM KAMMAM KARISSAMI
KALYANAM VA PAPAKAM VA
TASSA DAYADO BHAVISSAMI
EVAM AMHEHI ABHINHAM PACCAVEKKHITABBAM


PEMIMPIN KEBAKTIAN:
Marilah kita mengucapkan Perenungan Kerapkali

BERSAMA-SAMA:

Aku akan menderita usia tua,
Aku belum mengatasi usia tua.
Aku akan menderita sakit,
Aku belum mengatasi penyakit.
Aku akan menderita kematian,
Aku belum mengatasi kematian.
Segala milikku yang kucintai dan kusenangi
akan berubah, akan terpisah dariku.

Aku adalah pemilik karmaku sendiri
Pewaris karmaku sendiri
Lahir dan karmaku sendiri
Berhubungan dengan karmaku sendiri

Terlindung oleh karmaku sendiri
Apa pun karma yang kuperbuat
Baik atau buruk
Itulah yang akan kuwarisi.
Hendaklah ini kerap kali direnungkan.


15. SAMADHI: METTA-BHAVANA (Meditasi: Pengembangan Kasih Sayang)

Pada akhir samadhi, Pemimpin Kebaktian mengucapkan:

SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
Semoga semua makhluk berbahagia

atau

SABBE SATTA SADA HONTU AVERA SUKHAJIVINO
Semoga semua makhluk selamanya hidup berbahagia bebas dari kebencian.


16. ARADHANA TISARANA PANCASILA
(Permohonan Tiga perlindungan dan Lima Latihan Sila)

Apabila kebaktian dihadiri oleh bhikkhu, maka Pañcasila
(nomor 6) dalam Tuntunan Kebaktian ini tidak dibacakan.
Setelah penibacaan paritta selesai, hadirin memohon
Tisarana-Pañcasila kepada bhikkhu dengan membacakan:

BERSAMA-SAMA:

MAYAM BHANTE
TISARANENA SAHA PANCASILANI YACAMA.
Bhante
Kami memohon Tisarana dan Pancasila

DUTIYAMPI MAVAM BHANTE TISARANENA SAHA PANCASILANI YACAMA.
Untuk kedua kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisarana dan Pancasila.

TATIYAMPI MAYAM BHANTE TISARANENA SAHA PANCASILANI YACAMA.
Untuk ketiga kalinya, Bhante,
Kami memohon Tisarana dan Pancasila.

Atau

OKASA AHAM BHANTE,
TISARANENA SADDHTM PANCASILAM DHAMMAM YACAMI, ANUGAHAM KATVA SILAM DETHA ME BHANTE.
Perkenankanlah Bhante,
Berikan padaku Tisarana serta Pancasila
Anugerahkanlah padaku Sila itu, Bhante.

DUTIYAMPI OKASA AHAM BHANTE, TISARANENA SADDHIM PANCASILAM DHAMMAM YACAMI, ANUGAHAM KATVA SILAM DETHA ME BHANTE.
Untuk kedua kalinya, perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisarana serta Pancasila
Anugerahkanlah padaku Sila itu, Bhante.

TATIYAMPI OKASA AHAM BHANTE, TISARANENA SADDHIM PANCASILAM DHAMMAM YACAMI, ANUGAJIAM KATVA SILAM DETHA ME BHANTE.
Untuk ketiga kalinya, perkenankanlah, Bhante,
Berikan padaku Tisarana serta Pancasila
Anugerahkanlah padaku Sila itu, Bhante.


BHIKKHU:
YAMAHAM VADAMI TAM VADETHA
Ikutilah apa yang saya ucapkan.

HADIRIN:
AMA, BHANTE.
Baik, Bhante.

BHIKKHU:
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA SAMBUD¬DHASSA
Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna.
(tiga kali)

HADIRIN: (mengikuti)

BHIKKHU: (mengucapkan Tisarana kalimat per kalimat)


HADIRIN: (mengikuti apa yang diucapkan oleh bhikkhu kelimat per kalimat)

BUDDHAM SARANAM GACHAMI
DHAMMAM SARANAM GACHAMI
SANGHAM SARANAM GACHAMI

Aku berlindung kepada Buddha
Aku berlindung kepada Dhamma
Aku berlindung kepada Sangha (baca : Sang-gha)

DUTIYAMPI BUDDHAM SARANAM GACHAMI
DUTIYAMPI DHAMMAM SARANAM GACHAMI
DUTIYAMPI SANGHAM SARANAM GACHAMI

Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Sangha

TATIYAMPI BUDDHAM SARANAM GACHAMI
TATIYAMPI DHAMMAM SARANAM GACHAMI
TATIYAMPI SANGHAM SARANAM GACHAMI

Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Sangha

BHIKKHU:
TISARANA GAMANAM PARIPUNAM

HADIRIN:
AMA, BHANTE

BHIKKHU: (mengucapkan Pancasila kalimat per kalimat)

HADIRIN: (mengikuti apa yang diucapkan oleh bhikkhu kalimat per kalimat)

- PANATIPATA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- ADINNADANA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- KAMESU MICCHACARA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- MUSAVADA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI
- SURAMERAYA MAJJAPAMADATTHANA VERAMANI SIKKHAPADAM
SAMADIYAMI

- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan seksualitas yang tidak
dibenarkan
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak mengucapkan ucapan yang tidak benar.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak minum segala minuman keras yang dapat
menyebabkan lemahnya kesadaran.

BHIKKHU:
IMANI PANCASIKKHAPADANI
SILENA SUGATIM YANTI
SILENA BHOGASAMPADA
SILENA NIBBHUTIM YANTI
TASMA SILAM VISODHAYE

HADIRIN:
AMA, BHANTE.

SADHU! SADHU! SADHU!


17. ARADHANA PARITTA (Permohonan Paritta)

Permohonan Paritta ini dibacakan apabila uamt mengundang bhikkhu/samanera ke rumah atau pada acara upacara di vihara, cetiya, dan sebagainya. Hal ini dilakukan setelah permohonan Pancasila.
Perpohonan Paritta ini adalah sebagai berikut:

VIPATTIPATIBAHAYA
SABBA SAMPATTI SIDDHIYA
SABBA DUKKHA VINASAYA
PARITTAM BRUTHA MANGALAM

VIPATTIPATIBAHAYA
SABBA SAMPATTI SHIDDHIYA
SABBA BHAYA VINASAYA
PARITTAM BRUTHA MANGALAM

VIPATTIPATIBAHAYA
SABBA SAMPATTI SIDDHIYA
SABBA ROGA VINASAYA
PARITTAM BRUTHA MANGALAM


Untuk menolak marabahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua dukkha
Sudilah membacakan paritta perlindungan

Untuk menolak marabahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua rasa takut
Sudilah membacakan paritta perlindungan

Untuk menolak marabahaya
Untuk memperoleh rejeki
Untuk melenyapkan semua penyakit
Sudilah membacakan paritta perlindungan.


18. ARADHANA DHAMMADESANA (Permohonan Dhammadesana)
Permohonan Dhammadesana ini dilaksanakan setelah Permohonan Pancasila di Vihara, Cetiya, dan sebagainya pada bhikkhu, samanera yang hadir pada waktu itu:

BRAHMA CA LOKADHIPATI SAHAMPATI
KATANJALI ANDIUVARAM AYACATHA
SANTIDHA SATTAPPARAJAKKHAJATIKA
DESETU DHAMMAM ANUKAMPIMAM PAJAM

Brahma Sahampati, penguasa dunia
Merangkap kedua tangannya (beranjali) dan memohon:
Ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka.
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka.


19.DHAMMADESANA (Kotbah Dhamma)


20. PEMBERKAHAN

Bila Kebaktian dihadiri bhikkhu, bhikkhu memberikan
pemberkahan.


21. Ettavata (Pelimpahan Jasa)
PEMIMPIN KEBAKTIAN:
HANDAMAYAM ETTAVATA DINNAM KAROMA SE
ETTAVATA CA AMHEHI
SAMBHATAM PUNNASAMPADAM
SABBE DEVA ANUMODANTU
SABBA SAMPATTI SIDDHIYA

ETTAVATA CA AMHEHI
SAMBHATAM PUNNASAMPADAM
SABBE BHUTA ANUMODANTU
SABBA SAMPATTI SIDDHIYA

ETTAVATA CA AMHEHI
SAMBHATAM PUNNASAMPADAM
SABBE SATTA ANUMODANTU
SABBA SAMPATTI SIDDHIYA

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU PERDAMAIAN DUNIA

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU INDONESIA

IDAM VO NATINAM HOTU
SUKHITA HONTU NATAYO (3X)

DEVO VASATU KALENA
SASSA SAMPATTI HOTU CA
PHITO BHAVATU LOKO CA
RAJA BHAVATU DHAMMIKO

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU VIHARA / CETIYA ......

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU SASANAM

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU DESANAM

AKASATTHA CA BHUMMATTHA
DEVA NAGA MAHIDDHIKA
PUNNAM TAM ANUMODITVA
CIRAM RAKKHANTU MAM PARAM`TI


PEMIMPIN KEBAKTIAN:
Marilah kita mengucapkan paritta Ettavata:

Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa.
Semoga semua dewa turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna

Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa.
Semoga semua dewa turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna

Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa.
Semoga semua dewa turut bergembira,
Agar mendapat keuntungan beraneka warna

Semoga para makhluk hidup di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi perdamaian dunia

Semoga para makhluk hidup di angkasa dan di bumi,
Para dewa dan naga yang perkasa
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi Indonesia.

Semoga jasa-jasa ini melimpah
Pada sanak keluarga yang telah meninggal
Semoga mereka berbahagia.

Semoga hujan tepat pada musimnya
Semoga dunia maju dengan pesat
Serta selalu bahagia dan damai
Semoga Pemerintah / Pemimpin berlaku lurus.

Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi
Para dewa dan naga yang perkasa
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi Ajaran

Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi
Para dewa dan naga yang perkasa
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi pembabaran Dharma

Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi
Para dewa dan naga yang perkasa
Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Selalu melindungi kita semua.